Parenting

Tujuh Kebiasaan Baik yang Bisa dilakukan Ibu

Friday, July 12, 2024

 



Bismillahirrahmanirrahim. 

Setelah menjadi ibu, hidup seorang ibu berubah. Fokus seorang ibu berubah. Dunia seorang ibu berubah. 

Setiap detik dan menit yang ibu pikirkan adalah anak, anak, dan anak. Ibu mencurahkan segenap energi dan hidupnya untuk anak. Seringkali jadi lupa untuk memikirkan dirinya sendiri. 😊

Padahal merawat diri ibu itu penting, memperhatikan kesehatan dan kebugaran diri ibu juga tak kalah penting. Hanya terkadang, saking fokusnya dengan anak, kadang makan minum dan mandipun tak terpikirkan, haha.😅

Tapi sebenarnya hal itu kan tidak baik juga ya, jadi bismillah pelan-pelan saya pun belajar untuk merawat dan menjaga diri sebagai wujud kesyukuran kepada Allah, juga sebagai bekal menjadi IBU. 😊 IBU harus kuat, sehat lahir batin, untuk bekal mengasuh anak-anak dalam perjalananan panjang. 💗

1. Tidur Lebih Awal

Setelah anak-anak usianya lebih besar (lulus masa begadang jangan begadang! 😅) jam tidur saya justru lebih baik, sebab saya selalu mengupayakan anak tidur saya juga tidur. 😂

Jika menurut patuh pada syariat, selepas Isya perintah Allah memang untuk istirahat. Tidak ada aktivitas lagi setelah Isya, hatta itu makan, obrolan apalagi hapean, sebaiknya ditinggalkan. Apa yang Allah tetapkan pasti TERBAIK dari sisi manapun, kita umat tinggal menjalankan. 

Selaras dengan sains, sirkadian atau jam tubuhnya manusia juga menyatakan jam istirahat manusia sebaiknya pada waktu sebelum melewati batas pagi. Begadang sampai pagi MERUSAK TATANAN SIRKADIAN TUBUH. 

Dalam ilmu tumbuh kembang anak, juga dinyatakan bahwa anak-anak yang tidurnya lebih awal (tidak kemalaman) akan mengoptimalkan tumbuh kembangnya. 

Tidur itu sebagaimana makan minum, termasuk kebutuhan pokok manusia. Untuk saya pribadi, kalau tidur lebih awal, jadi bisa bangun lebih pagi, badan seger gak kerasa pegel-pegel kayak habis digebukin 😅. 

Bangun lebih pagi, artinya sebagai ibu, kita punya waktu untuk tahajudan dulu, ibadah lebih khusyu dan panjang, lanjut nyiapin sarapan. Apalagi masa MPASI ya, dulu waktu MPASI Si Kembar, Ibu masak start pukul 04.00 pagi demi jadwal sarapan bocah-bocah pukul 06.00. 😄

Selain itu, bangun lebih pagi juga level mood/emosi jiwanya kerasa beda. FRESH! jadi enggak gampang ngomel dan rahmarah 😜. Ibu jadi punya bekal emosi yang stabil dan terjaga seharian. 

Saran: tinggalkan semua proyek kegiatan yang menghabiskan waktu malam. Kerja jangan sampai lembur lewat tengah malam. Ibu berhak sehat jiwa raga. Ibu berhak BAHAGIA. Anak-anak bahagia, sehat mental dan raga, terlahir dari ibu yang sehat dan bahagia. Percayalah, semua itu bisa dimulai dengan kebiasaan baik:  TIDUR LEBIH AWAL. 


2. Jalan Pagi

Rembetan dari TIDUR LEBIH AWAL, percaya gak percaya itu selain ke jiwa (jadi lebih stabil dan good mood) ke raga juga enauken, masyaallah. Ke waktu juga jadi kerasa lebih panjaaang. 

Anak-anak yang terbiasa tidur lebih awal, bangunnya juga akan lebih awal, alias subuhan. Nah sekalian bisa dirasakan manfaatnya sekeluarga, kita jadi punya waktu untuk mengajarkan kebiasaan baik kedua: JALAN PAGI. 

Ya saya tahu, punya anak kecil itu dunia ibu jadi terbatas, kamar-dapur-ruang tamu-kamar mandi-dapur-kamar dan itu-itu lagi. 😆 Bagi ibu pekerja seperti saya, dunia saya setiap harinya nyaris rumah-kantor-rumah-kantor, repeat. 😂 Gak sempet namanya olahraga 😜. Kadang mau olahraga berbekal yutub pun dah kepalang keganggu sama anak duluan. 😝

Bisa jadi alasan juga sih ini yak, tapi pastinya, kebiasaan baik kedua ini sangatlah menolong. Jadi biasakan JALAN PAGI TIAP HARI, syukur kalau bisa sampai batas minimal 30 menit sehari. 


Jalan kaki pagi hari isdebest sih kalau menurut saya (dibanding gak pernah olahraga sama sekali 😓). Untuk kalangan buibu syibuk, bisa ajakin anak-anak sekalian ikutan, dan ini tentunya menyenangkan serta menyumbang memori baik di otak anak. 

Tapi kalau tidak sempat di pagi hari, upayakan dalam sehari ada JALAN KAKI. 

Saran: Ibu bisa menggunakan waktu di rumah saat membersamai anak untuk melakukan kegiatan olahraga sejenak, 10-15 menit setiap harinya. Olahraga ringan yang bisa dilakukan di atas kasur, lantai atau halaman rumah. Di YouTube banyak ya buibu, gerakan workout ringan sambil rebahan yang bisa dilakukan. 😘

Untuk yang sudah saya lakukan sendiri saat ini adalah merutinkan jalan kaki setiap hari dari rumah ke kantor (kurleb 15 menit), yoga/aerobik sepekan sekali di rumah/di ruangan kantor (via youtube). Insyaallah jika sudah mulai bisa rutin akan mencoba naik ke latihan beban. Ini ada video Ade Rai yang cukup bagus ya menjelaskan apa pentingnya latihan beban dan tidak harus pakai alat bisa menggunakan tubuh kita sendiri. Di video ini beliau menyarankan mengambil dua sampai tiga kali waktu salat untuk melakukan latihan. 

 Saya simpan di sini ya videonya  :)


3. Makan Minum Bergizi

Setelah jadi ibu baru kerasa ya, semua hal harus dijaga 😄termasuk asupan nutrisi tubuh kita. 

Mulai dari sebelum hamil, hamil, menyusui dan seterusnya. Kelangsungan hidup ibu yang berbagi segala hal dengan anak, membutuhkan asupan nutrisi prima. Makan minum haruslah bergizi bernutrisi tinggi. 

Mengubah isi piring memang tidak mudah, tapi kebiasaan baik ini bisa kita lakukan perlahan. Prinsipnya: lakukan perubahan sedikit, tapi berkesinambungan.

Seorang ibu juga butuh belajar mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai makan minum yang baik sebagai bekal menyiapkan makan keluarga. 


4. Journaling

Menuliiiiiss, iya seperti yang saya lakukan saat ini, balik lagi pengin ngerutinin ngisi blog kayak dulu lagi. 😅 Tapi sebenarnya aktivitas journaling ini lebih luas ya, bisa dengan menggambar, melukis, menulis dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan olah tangan, olah pikiran, olah perasaan. 

Sebuah studi mengatakan bahwa aktivitas journaling itu sangat baik dan punya banyak manfaat untuk kesehatan mental. Bisa dilakukan di buku tulis atau digital. Tapi kalau kata Profesor Edouard Gentaz dari Universitas Geneva menulis dengan tangan itu lebih kompleks dan perlu berbagai keterampilan. 

Journaling yang simpel, berkualitas, mudah dilakukan oleh semua ibu adalah menulis buku harian alias diary, dengan menggunakan tangan. Balik lagi ke zaman megalitikum remaja kita dulu ya Bubu :)
Emang curhat seseru itu sih 😜 saya aja yang lama gak nyentuh blog itu berasa TUMPUL pikiran inih, halah😅. Yha emang selama saya tinggalin bukannya saya gak nulis, saya tetep sesekali ceriwis di medsos, tetep sesekali tetiba alhamdulillah ada aja rezeki nelurin buku, tapi entah kenapa yaaa, ngeblog itu bedaaaa gitu looo. 

Di blog itu tuh kayak kita punya buku harian di mana kita bisa menumpahkan segala isi pikiran, berikut kerunyamannya sepanjang apapun yang kita mau, suka-suka kita, kayak enak aja gitu, gak perlu ke distract dengan lihat-lihat status postingan orang lain atau selintasan iklan yang suka lewat aja gitu. 😂

Luuuuuv deh dengan aktivitas ngeblog inih, biar ditinggalin lama sampe kayaknya mati suri ini blog, tetep ngangenin di hati. 😙.


5. Membaca Buku

Beda ya dengan membaca status, tolong😝.

Digitalisasi ini punya dampak positif di satu sisi, tapi juga punya dampak negatif di sisi lainnya. 

Kelamaan mantengin medsos kadang justru membuat kita tambah stres dan riuh! apa ya istilahnya, pikiran ini jadi penuh gitu lho, bukannya plong kosong 😂, semoga mengerti ya bunda bundi maksud saya ini. 😅


Ternyata memang beda efeknya di otak antara browsing medsos dengan membaca buku. 

Media sosial itu nagih, bikin candu, adiksi, craving! kayak kita tuh pengen terus-terusan pegang hp cuma buat scrolling, ini karena keluarnya dopamin di otak yang berlebihan. 

Terus kegiatan berselancar di dunia maya ini berdasarkan penelitian juga menurunkan fungsi otak yang bernama "prefrontal cortext" di mana otak ini berperan dalam fungsi "rasionalisasi". Jadi kalau udah over medsos itu bisa bikin otak ini jadi kurang bisa rasional dalam memutuskan sesuatu, seperti gak bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Banyaklah fungsi otak bagian depan ini, dia memegang kendali pengatur emosi. 

Saya juga pernah membaca bahwa otak kita ini gak cocok atau gak di desain menerima input dengan banyak warna banyak text. Lebih cocok dengan sedikit warna (hitam-putih) atau sedikit stimulan. Oleh karena itu, buku sangat sepadan sebagai stimulus otak. 

Makanya, kenapa kita itu Allah perintahkan untuk terus ngaji! baca quran setiap hari! karena ternyata itu kebutuhan otak, makanannya otak, masyaallah 😭.

Saat kita membaca buku, otak akan terstimulus sangat aktif, membuat daya olah kemampuan berpikir jadi lebih dalam, fokus. Kinerja otak yang terus terasah atau terpakai itu memperlambat terjadinya penyakit alzheimer dan demensia (pikun). 

Istilah mudahnya, otak itu bagian organ tubuh, seperti jaringan otot kita. Kalau organ otot butuh latihan olahraga supaya tetap sehat dan kuat, otak juga butuh latihan setiap hari. Latihannya otak ya BACA BUKU. 

Sepenting itu ya Bubu peran membaca buku. 😭 Jadi yang butuh baca buku itu bukan cuma anaknya, tapi juga ibunya. 😭 Minimal nih, minimal banget, kita baca quran dan baca buku anak setiap hari. 😭


6. Puasa Gawai

Kalau puasa tubuh punya manfaat detoks ke organ fisik secara langsung, maka kebiasaan keenam ini, wajib ibu lakukan untuk detoks mental ibu. 😇

Puasa Gawai sama halnya dengan puasa tubuh ya, ibu bisa lakukan dengan penjadwalan. Misalnya, sepekan sekali, sebulan tiga kali, atau beberapa jam sekali. 

Saya melalukan puasa gawai ini ketika di luar jam kerja. Sepulang dari kantor, langsung mematikan ponsel dan menyimpannya jauh-jauh dari penglihatan 😅. Demi kualitas hidup yang lebih, kualitas waktu bersama anak-anak, kualitas tidur, dan pengasuhan yang lebih bermakna.

Saya sering diprotes susah dihubungi karena kalau tidak ada kebutuhan khusus (jam kerja misalnya), hp saya mode silent+pesawat, haha. 😅


7. Berkaca Sambil Tersenyum

Kebiasaan nomor tujuh sepertinya sepele ya Bubu, tapi saya mencoba melakukan ini setiap kali bercermin, BELAJAR TERSENYUM. 😂

Sambil mengucap doa bercermin: "Ya Allah perbaguslah akhlakku sebagaimana Engkau memperbagus wajahku".

Seringkali ujian hidup ibu itu berat ditanggung badan 😆, anak-anak yang rewel, pekerjaan rumah yang menumpuk, kerjaan kantor yang banyak, miskomunikasi dengan suami misalnya, keuangan, kesehatan dan lain-lain menyerap energi negatif ke tubuh, sampai lupa gimana menamppakkan aura senyum binar bahagia di depan anak-anak. 

Ternyata masyaallah, setelah dicoba berulang kali kebiasaan nomor tujuh ini, jadi menimbulkan rasa syukur yang seringkali luput. Jadi bisa riang gembira lagi, dan efeknya kita jadi terbiasa menampakkan rasa bahagia dari wajah kita. 


---

Nah demikianlah, tujuh kebiasaan baik yang bisa dilakukan ibu. 😊

Sudah rutin melakukan nomor berapa Bubu?










You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar