Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
الْØَÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ الَّØ°ِÙ‰ بِÙ†ِعْÙ…َتِÙ‡ِ تَتِÙ…ُّ الصَّالِØَاتُ
"Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatNya segala kebaikan menjadi sempurna."
Ø£ُعِÙŠْØ°ُÙƒَ بِÙƒَÙ„ِÙ…َاتِ اللَّÙ‡ِ التَّامَّØ©ِ، Ù…ِÙ†ْ ÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ·َانٍ ÙˆَÙ‡َامَّØ©ٍ، ÙˆَÙ…ِÙ†ْ ÙƒُÙ„ِّ عَÙŠْÙ†ٍ Ù„َامَّØ©ٍ
"Aku memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari pandangan mata buruk."
Alhamdullilah, biidznillah
Telah lahir puteri kami melalui persalinan normal (VBAC) di UK 39 W 4 D
Hari : Senin, 06 Juni 2022
Pukul : 09.04 WITA
Tempat : RS Hermina Balikpapan
Penolong persalinan: dr. Ida Pramayanti, Sp.Og
Bb: 3,2 lebih besar dari kakaknya 2,8 kg.
Panjang: 49 cm
Jenis kelamin: Perempuan
Jarak kehamilan: 16 bulan
Jarak kelahiran: 25 bulan
Riwayat SC sebelumnya: kembar (gemeli) dengan posisi sungsang keduanya. SC terencana di usia 38 W.
Birth story
Sabtu malam, 04 Juni 2022, pukul 22.00 WITA mulai merasakan kontraksi. Sudah tidak bisa tidur sampai pagi karena kontraksi makin intens sampai besok pagi. Cek di aplikasi, sudah 5-1-1.
Siang pukul 14.00 wib (05 Juni 2022) inisiatif cek bukaan ke bidan dekat rumah karena mulai tidak nyaman dengan rasa mulesnya.
Saat dicek ternyata baru bukaan 1.
Malam hari, kontraksi semakin kencang dan semakin nyeri. Interval makin dekat. Pukul 22.00 bergegas ke IGD RS dengan tingkat kepedean kayaknya sudah masuk fase aktif, antara bukaan 5-6 😅.
Ternyata ketika dicek masih bukaan 1 🥹.
Dokter yang menangani saya menahan mengingat riwayat saya sebelumnya SC dan mendekati HPL.
Sempat khawatir tak berhasil VBAC karena sudah masuk RS di pembukaan awal, tapi mau pulang lagi sudah tidak kuat dengan sakitnya kontraksi 🥺.
Semakin malam sakit semakin tak tertahankan, makin rapat dan intens, sudah seperti tidak ada jeda. Sudah tidak bisa ngobrol, makan minum dsb. Tapi dipaksa makan kurma sedikit-sedikit dan madu di sela kontraksi oleh suami. Napas buyar, sudah tidak enak baring dan duduk, jadi semalaman saya berdiri.
Tengah malam cek bukaan lagi, ternyata dengan sakit yang luar biasa, baru bukaan 2. 🥺
Pukul 04 pagi, di cek lagi baru bukaan 3. Padahal rasa sakit makin bertambah-tambah.
Pagi (06 Juni 2022) pukul 06.00 di cek kembali baru bukaan 4. 🥺
Sementara kondisi saya luar biasa rasanya gak tahan menikmati gelombang cinta yang semakin bertambah-tambah.
Di situ suami sudah nawarin re SC lagi kalau memang gak kuat.
Dokter visit pukul 7 pagi. Di cek juga masih bukaan 4 menuju 5. 🥺
Beliau juga sudah menyerahkan keputusan ke kami jika memang tidak kuat silakan memutuskan re SC. 🥺
Tapi saya jawab, coba dulu dok, sudah hampir 5. Rasanya ya Allah 🥺 dengan bukaan yang rasanya lambat di mana saya membandingkan teman kamar sebelah di fase laten masih bisa ngobrol, aktivitas, makan minum dll beda dengan saya yang sudah kayak mau dekat lahiran 🥺. Antara yakin gak yakin kuat apa tidak.
Namun entah, di sini tiba-tiba saya merasa kuat lagi. Mengingat kembali niat, tekad, dan persiapan yang telah dilakukan selama hamil menuju hari persalinan ini. Mulai kembali menata hati dan keyakinan ke Allah. Mulai atur napas dibimbing suami dan bidan, mengencangkan sabar dan ikhlas, menikmati rasa tidak nyaman dengan senyuman, membayangkan adek bayi.
Dari sini, kontraksi terasa makin menguat, air ketuban mulai pecah, begitupun dengan darah mulai keluar banyak.
Masyaallah kuasa Allah pukul 8.30, Bidan jaga menyatakan siap buat lahiran.
Di kala itu, rasa mengejan sudah sangat kuat.
Dapat ujian lagi, diminta tahan ngejan nunggu dokter datang. Rasanya subhanallah 😅. Nunggu dokter hampir setengah jam dengan kondisi dorongan mengejan sudah datang bertubi-tubi tapi harus ditahan.
Alhamdulillah pukul 08.50 dokter datang dan bayi lahir pukul 09.04 🥺.
Bonus: obras perinium. 😅 Tanpa ba-bi-bu dokter membantu jalan lahir dengan gunting-gunting. ðŸ¤.
Alhamdulillah Allah beri kesempatan bisa melalui proses persalinan alamiah sesuai fitrah, ibu bayi sehat dan selamat. ❤️
Ikhtiar VBAC
Keinginan VBAC muncul setelah persalinan pertama.
- Niat ingin mendapatkan keridaan Allah dengan memperjuangkan persalinan alamiah sesuai fitrah penciptaan, melalui satu2nya jalan lahir yang Allah ciptakan.
- Ikhtiar menjaga tubuh (terutama kesehatan rahim) sebagai salah satu amanah dari Allah. Di sini saya memahami dengan benar risiko sesar berulang serta besarnya peluang kelahiran normal setelah sesar. Selain itu, saya juga memahami dan menyakini berbagai kebaikan dan manfaat persalinan normal.
Ikhtiar:
Trimester pertama
1. Mulai trimes pertama mempersiapkan nutrisi:
- Konsumsi kurma 7 butir/hari
- Minum madu, minyak zaitun 2 sdm/hari
- Konsumsi gamat, Spirulina
- Vitamin hamil
- Makan minum sehat bergizi
- Memperbanyak sayur dan buah
- Menghindari tepung, minyak, gula, makanan minuman ultra proses, msg, dan jajanan tidak sehat.
- Minum air kelapa muda setiap hari
Sempat divonis blighted ovum oleh dokter di usia 7 Minggu, dan diberi jadwal kuretase. Namun saya pertahankan (tidak ke dokter hingga usia bayi kira2 14 Minggu dengan push doa, keyakinan, nutrisi, asam folat dll) serta memperbanyak istirahat. Alhamdulillah bayi berkembang dan tumbuh sehat 🥺.
2. Rutin jalan kaki setiap hari minimal 15 menit. Di trimes pertama belum banyak olah fisik karena kondisi mual muntah.
3. Memperbaiki ibadah harian.
Trimester kedua
1. Nutrisi masih sama dengan trimester pertama. Ditambah memperbanyak asupan protein dari telur, ikan, dan daging.
2. Ikut puasa Ramadan selain dengan niat ibadah, juga untuk mendapatkan berbagai manfaat kesehatan untuk tubuh.
3. Jalan kaki minimal 1 km sehari. Yoga/senam minimal 1 kali sepekan.
4. Ikut berbagai komunitas support VBAC diantaranya Cerita VBAC, Pejuang VBAC, D Maryam, Persalinan Maryam asuhan Bidan Mugi, dll.
5. Menonton/membaca kisah sukses VBAC atau video proses persalinan normal minimal 1 kali sehari.
6. Menambah ilmu tentang kehamilan dan persalinan minimal sekali sepekan melalui kelas daring ataupun dari berbagai akun seperti Bidan Kita, Bidan Neny, bidan kriwil, dll. .
7. Push ibadah harian. Merutinkan Dhuha, tahajud, tilawah, istighfar, bacaan tasbih, sedekah harian.
Trimester Ketiga
1. Karena posisi sebagai ASN, saya mulai ambil cuti satu bulan sebelum hpl agar bisa fokus ikhtiar vbac. Cuti mulai diambil sejak usia 36 W.
2. Suami mengambil cuti menemani persiapan lahiran sejak usia 38 W.
3. Sejak usia 37 W, olah fisik sbb:
- Jalan pagi 30 menit, sore 30 menit. Saya kombinasikan antara jalan pelan, power walk, dan jalan ala PAZ Maryam.
- Yoga/senam setiap hari
- squat 100-200 kali sehari (saya kombinasikan antara deep squat, squat biasa, dan goyang pohon kurma ala PAZ Maryam)
- merutinkan berbagai gerakan turun panggul dan optimalisasi janin.
- Gymbal setiap hari.
4. Induksi alami yang dilakukan:
- bekam di titik induksi
- pijat arugaan
- pijat akupresur setiap hari
- pijat oksitosin setiap hari
- terapi moxa pagi dan malam
- rebozo pagi dan malam
- Hb setiap hari.
- konsumsi buah-buahan setiap hari untuk induksi alami seperti nanas, kiwi, dll.
- latihan napas tiap hari.
- konsumsi EPO 1 kapsul/hari, dimasukkan di jalan lahir 1 kapsul/hari.
5. Mematangkan birth plan, sudah menentukan penolong persalinan dan RS yang dituju.
6. Mengoptimalkan ibadah harian, mengencangkan doa, memperbanyak salat taubat, istighfar, dan tasbih. Memperbanyak tilawah sebagai salah satu ikhtiar olah napas.
7. Meminta restu dan doa orang tua.
8. Berkomunikasi dengan janin untuk berjuang bersama.
9. Berjuang dan berdaya bersama suami.
10. Ikhtiar didampingi doula online bersama Bidan Mamalia dari D Maryam.
~
Dengan persiapan seperti ini, subhanallah ternyata ketika hari H persalinan, tetap saja ada yang buyar dan tetap saja ternyata belum bisa sesantai dan senyaman mungkin menikmati kontraksi. Apalagi jika tidak dipersiapkan sedari awal.
Pelajaran buat saya, bahwa segala sesuatu butuh persiapan yang matang, latihan dan bekal. Jadi memang harus rajin menuntut ilmu.
Dan selalu ingat tujuan utama semua yang kita lakukan ialah mengejar ridanya Allah, dan menambah iman kepadaNya.
Bahwa yang menyebabkan sukses VBAC bukan karena ikhtiar olah fisik, upgrade ilmu, atau ibadah kita, namun karena keridaan dan kemudahan yang Allah berikan. ❤️~
Terima kasih untuk semua teman-teman komunitas atas sharing kisah, ilmu, dan support. 🥰
~
Sejak dokter kandungan yang saya datangi menyatakan "wah ibu ini tahu kan jarak kehamilan ibu ini dekat sekali? Ini harus sesar lagi nih Bu. Nanti saya berikan jadwalnya ya."
Padahal belum sampai pemeriksaan trimester akhir.
Saya langsung menyampaikan ke suami, "kita harus hijrah. Enggak bisa ikhtiar lahiran di sini," mengingat di kota tempat kami tugas hanya ada dua dokter SpOg laki-laki dan satu rumah sakit. Tidak banyak pilihan.
Pilihan yang cukup tidak mudah sebenarnya, karena sepanjang usia pernikahan, LDM tidak pernah ada di kamus hubungan kami.
Dengan status kami yang ASN, jika saya memilih lahiran tidak di tempat tugas, saya harus siap LDM sementara dengan suami.
Saat saya berada di puncak rasa sakit, dan suami mulai tidak tega. Mungkin di situ suami sempat menyampaikan ke bidan jaga atau dokter mengenai kemungkinan re-SC.
Selama 2 hari 2 malam kontraksi tanpa ada jeda ataupun melemah, saya hanya mengonsumsi beberapa butir kurma (atas paksaan suami), madu, air zam-zam, dan air mineral.
Saat mengejan pun, alhamdulillah napas saya masih kuat dan panjang.
Saya pun teringat kembali ilmu yang saya pelajari sebelumnya, bahwa untuk ibu VBAC kemungkinan memang proses persalinan akan jauh lebih sakit dan lama.
Di situ saya mencoba untuk lebih ikhlas menerima prosesnya, sabar menanti kemajuan pembukaannya, lebih tenang, fokus pada pengaturan napas, yakin pada Allah Sang pencipta tubuh ini, insyaallah pasti mampu melewatinya.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar