Mengingat masa kehamilan yang saya lalui dengan penuh perjuangan, serasa tidak percaya bahwa Allah memberikan saya kekuatan hingga tiba masa bertemu dengan bayi-bayi.
Saya termasuk salah seorang perempuan yang menurut literatur ilmiah, populasinya hanya sekitar dua persen dari seluruh ibu hamil di dunia, mengalami masa-masa tidak mudah selama kehamilan dikarenakan Hiperemesis Gravidarum.
Saya merasa perlu menuliskan ini, karena saya melihat hiperemesis menjadi sesuatu yang belum banyak dipahami terutama lingkungan yang seharusnya menjadi support system untuk ibu hamil yang mengalaminya.
Kalimat seperti,
"Coba mindsetnya diubah, banyak-banyak berpikir positif, itu pengaruh pikiran juga."
"Kurang bersyukur kali dengan kehamilannya. Hamil ya memang gitulah."
"Jangan dimanjain. Jangan banyak mengeluh. Habis muntah ya makan lagi, muntah ya makan lagi."
"Makanya banyak gerak, banyakin olahraga dong, orang hamil itu bukan orang sakit."
"Aku dulu juga gitu, mual muntah juga, tapi tetep bisa tuh ngapa-ngapain."
"Alhamdulillah, aku dulu enggak ada mual, pasti kamu tuh ya sebelum hamil banyak makan junk food ya!."
Subhanallah! Mahabenar Netizen dengan segala pengetahuannya!. 😅
Semua komentar di atas, tidak semua atas dasar pengalaman saya. Itu adalah hasil sharing saya dan beberapa kawan yang mengalami hiperemesis.
Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai apa itu hiperemesis dan bagaimana rasanya mengalami hiperemesis, mari kita membuka firman Allah mengenai kehamilan seorang perempuan dari QS Al-Ahqaf:15.
(Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang muncul secara berlebihan selama hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester awal sebenarnya normal. Namun pada hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi.
Tidak hanya dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ibu hamil mengalami gangguan elektrolit dan berat badan turun. Hiperemesis gravidarum perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya).
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab hiperemesis secara ilmiah. Penelitian hanya memberikan dugaan bahwa hal ini disebabkan perubahan hormon-hormon kehamilan.
Sementara itu, ada beberapa keadaan yang membuat ibu hamil berpeluang tinggi mengalami hiperemesis yakni:
- Ibu dengan kehamilan kembar. Hal ini dikarenakan peningkatan hcg yang berkali lipat dibanding hamil tunggal. Ini kerasa sekali di saya, hasil lab menunjukkan hcg saya saat hamil trimester awal sangat amat tinggi.
- Ibu dengan riwayat hiperemesis sebelumnya.
- Ibu dengan kehamilan pertama.
- Kelebihan berat badan atau ada penyakit penyerta lainnya.
Hiperemesis Bukan Hal Main-main
- Sensitivitas indra penciuman saya rasanya seperti meningkat ratusan kali lipat. Ini yang menyebabkan saya mual muntah hebat. Saya mual terhadap semua bau, baik parfum, sabun, odol, bawang, bumbu, dan hal-hal lain. Saya bahkan tidak tahan dengan bau air minum yang dimasak maupun isi ulang. Saya tidak tahan bau nasi yang dimasak di ricecooker. Saya juga tidak tahan dengan bau rumah dan kamar mandi. Menurut saya rumah saya bau, bikin mual, padahal tidak. 🙈. Saya juga jarang mandi karena sedikit kena air saya bisa muntah parah. Saya juga beralih menggunakan siwak karena saya tidak tahan dengan bau odol.
- Saya muntah sepanjang hari, tak berjeda. Saya muntah sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Dalam setengah hari, saya bisa muntah hingga dua puluh kali. Apa pun yang masuk (makanan atau minuman) langsung keluar dimuntahkan. Muntah tidak akan berhenti sampai perut terkuras dan keluar cairan kuning dari lambung. Rasanya sangat tidak nyaman dan sakit. Semua teori penghalau mual muntah tidak ada yang mempan. 🙈
- Saya tidak kuat melihat gambar makanan. Bahkan hanya melihat gambar makanan saja saya bisa muntah 😆.
- Keadaan saya sangat lemah. Lemah ini bukan karena dibuat-buat. Tapi karena perut rasanya sangat enggak enak, bawaannya selalu kayak ingin nguras semua yang masuk 🙈. Jadi dibawa duduk ataupun beraktivitas sangat tidak nyaman. Salat pun saya lakukan sambil duduk. Rasanya seperti mabuk perjalanan, berasa seperti sedang di mobil tapi enggak sampai-sampai di tempat tujuan. Terus seperti itu tanpa jeda, sampaaaai usia kehamilan saya tujuh bulan 🙈.
- Pikiran tidak karuan. Berasa menjadi manusia yang tidak bermanfaat, jujur inilah yang sempat muncul di pikiran dan jiwa saya. 😆 Karena tidak seperti bumil-bumil lain yang njajan cantik, jalan pagi, lincah ke sana kemari, kerjaan saya hari demi hari ya di pembaringan sambil merintih nahan sakit 🙈. Boro-boro mau nulis, lihat wujud laptop dan hp saja langsung pusing dan ingin muntah. Enggak kuat juga mau ngurus rumah dan segala macem.
Hiperemesis dan perjuangan menjalaninya dengan bahagia.
- Mengakui bahwa rasa tidak nyaman dan sakit itu ada. Akui, terima, rasakan, ungkapkan, nikmati.
- Percaya bahwa Allah sebaik-baik pencipta yang sempurna menciptakan tubuh manusia Percaya pada mekanisme ini dan turuti apa maunya badan. Kalau bawaannya ingin tiduran ya tidurkan saja, tidak perlu merasa bersalah atau merasa lemah. Tubuh memberi sinyal ingin tidur pagi, ya tidur saja. Lakukan. Percayalah, ini cukup membantu. Tubuh kita tahu apa yang sedang dibutuhkannya, percaya dan ikuti saja sinyalnya.
- Mendengarkan audioterapi mengenai kehamilan yang menyenangkan dan penuh kesyukuran. Ini saya lakukan setiap hari setiap beberapa jam sekali. Ini membantu menguatkan alam bawah sadar kita.
- Terapi napas. Berlatih merilekskan pikiran.
- Melakukan hal-hal yang disukai.
- Berjuang lepas dari obat penahan mual, karena obat sejenis ondansetron dan semacamnya tentu tidak baik dikonsumsi harian. Ini sangat menantang tapi ya lakukan, berjuang.
- Menonton, memvisualisasikan saat bayi sudah lahir, ini akan meningkatkan hormon kebahagiaan.
- Ingat firman Allah dan semua ganjaran yang dijanjikan untuk jihadnya seorang ibu. Jalani dengan sadar dan kesyukuran. Ingatlah bahwa perjuangan saat kehamilan ini nanti akan tunai terbayarkan dan akan berganti dengan kebahagiaan yang berlipat ganda. ☺️
- Memperbanyak istighfar dan tasbih.
- Terus berupaya makan minum, sedikit namun sering. Makan minum yang disukai.
- Berempati.
- Tidak komentar macam-macam.
- Membantu menyiapkan makan minum yang diinginkan bumil.
- Membantu beres-beres/bebersih rumah bumil.
- Menguatkan dan mendoakan. Ambil alih untuk sementara mengasuh anak-anak bumil juga bisa dilakukan.
Menjalani kehamilan dengan hiperemesis memang tidak mudah, butuh perjuangan. Semoga siapapun yang sedang mengalami, Allah kuatkan dan jaga janinnya hingga saat dilahirkan. Sehat ibu dan bayinya. ☺️
Semoga sedikit cerita ini bisa membantu ya. ❤️☺️~ Semoga segala perjuangan dan jerih payah sepanjang mengandung, melahirkan, hingga menyusui Allah ganjar dengan anak-anak saleh yang menyejukkan pandangan.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar