Bismillahirrahmanirrahim.
Setelah saya menulis celotehan pagi lalu di sini,
Kesiapan Menghadapi Hal Yang Tak Pasti
Yang isinya agak terlalu 'mendayu-dayu' 😅 terbawa suasana hati. Pagi ini saya mulai sibuk dengan MENCARI TAHU.
Alhamdulillah tadi pagi kami sudah membawa pulang Alfath keluar dari RS, (lagi-lagi) dengan surat pernyataan persetujuan penolakan infus yang harus saya tanda tangani setelah jarum sebelumnya membuat pergelangan tangannya bengkak dan tangisnya yang meronta-ronta menahan rasa tidak nyaman.
Seperti yang saya utarakan sebelumnya, sebulan lalu saya masih "tega" mengikuti saran dokter untuk melanjutkan pemasangan infus, gonta ganti tangan, posisi, termasuk untuk keperluan ambil darah hingga sebelas kali tusukan, walaupun berakhir dengan tanda tangan surat penolakan pemasangan juga.
Kali ini entah, perasaan saya dan suami sama: "sudah, cukup satu kali saja." Dibarengi dengan melihat perkembangan kondisi Alfath yang sudah tidak demam dan muntah. Alhamdulillah, permohonan pulang di acc oleh dokter.
Suasana ruang perawatan anak lebih ramai dibandingkan saat Alfath dirawat sebelumnya. Menimbang kejadian bulan lalu saat saya membawa Althaf serta, dan akhirnya Althaf tumbang karena tertular virus di Rumah Sakit, lalu menjadi berkepanjangan karena menularkan kembali ke Alfath, begitu seterusnya bak lingkaran yang tak punya tepi. Untuk yang saat ini, saya memutuskan tidak membawanya ikut, saya yang mengalah bolak balik pulang ke rumah untuk menyusuinya, dan tentu ini menjadi bahan pertimbangan saya untuk segera keluar dari RS karena saya menjadi tidak tenang memikirkan dua bayi yang terpisah jarak.
Sempat saya berniat menyimpankan susu perah untuknya, rupanya tak sempatlah itu 'pumping-pumping' karena Alfath menempel terus bak perangko lengket di atas amplop. 😄 Ia senang sekali berbaring telentang di atas dada saya.
Jadi saat ada waktu ia terlelap, saya buru-buru secepat guntur 😅 segera pulang ke rumah menemui Althaf dengan ritual 'mandi-ganti baju' dulu lalu sekilat cahaya 😅 segera kembali lagi ke RS. Alhamdulillah ternyata bisa, Mahakuasa Allah yang memudahkan segala prosesnya.
Untuk pertama kalinya saya juga membekali Althaf susu kambing, haha. Ibu ini khawatir saja kalau-kalau tidak bisa segera pulang di jam menyusuinya, ternyata di mana ada niat di situ Allah berikan jalan. Susu kambingnya tetap diminum, selama saya di RS hanya sempat dibuatkan satu gelas. Di luar prediksi, menyusuinya juga tetap lancar Alhamdulillah.
Oh ya, kembali pada bahasan MENCARI TAHU.
Pagi ini saya mulai mencari faktor WHY-nya, sebab melownya tidak boleh lama-lama, besok sudah Senin lagi dan masuk kerja, 😆
Jujur, mendapati anak tiba-tiba demam tinggi mendekati 40 itu menimbulkan efek trauma. Terlebih jika mengingat riwayat kejangnya.
Pertama tentu menggunakan insting sebagai seorang ibu.
Dari hasil lab, menunjukkan adanya infeksi. Tidak jauh berbeda dengan hasil lab bulan lalu, hbnya rendah sekali, 8 dari normal bayi laki-laki usia 1-2 tahun yang harusnya di angka 11. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan saat Althaf dirawat juga, hb di 8.
Saya agak menduga, -karena dokter anak juga tidak meresepkan tambahan suplemen zat besi apa pun dan selow saja- mengarah ke ADB kategori sedang.
Memang secara fisik saat ini masih terpantau baik, KMS masih oke. Tapi demikian mudahnya bolak balik terinfeksi, dan tiba-tiba bisa demam tinggi tanpa gejala apa-apa sebelumnya mencirikan ini. Wallahualam.
Pasti saya tidak akan 'menyimpulkan sendiri', konsultasi medis tetap diperlukan setelah ini. Bijaknya, mungkin saya perlu 'second opinion', tapi dengan kondisi peningkatan kasus covid ini sudah pasti saya tidak bisa ke mana-mana. Jadi urungkan saja niat ini. Fyi, baru ada satu dokter anak di tempat saya tinggal.
Ikhtiar yang bisa dilakukan adalah menjaga asupan nutrisi terutama untuk meningkatkan Hb. Saat perawatan bulan lalu, diberi resep suplemen zat besi, kali ini tidak ada pastinya dokter anak yang merawat Alfath sudah sangat mempertimbangkan. Hanya saya merasa, hbnya kok gak naik-naik ya dari bulan lalu.
Pagi ini KEKEPOAN saya juga sampai merambah ke mana-mana ðŸ¤. Jadi nyasar ke blog buibuk dengan pengalamannya berjuang dengan anaknya yang ADB kategori ringan. Alhamdulillah kepo berfaedah 😅 karena saya jadi tahu skoring jenis ADB berdasarkan hasil lab. Saya juga jadi tahu mengenai macam-macam ADB yang tidak boleh di anggap angin lalu begitu saja.
Saya juga mulai mengevaluasi ke belakang sampai masa pra hamil. Insyaallah ikhtiar mencukupi nutrisi sudah di tahap paling optimal dari saya, hasil akhir hingga hari ini tentu ada garis tangan Allah di sana.
Selain itu, tentu saya sadar, barangkali masih banyak selipan dosa dan perbuatan yang menggelincirkan dan terpetik hasilnya hari ini.
Bismillah, semoga bekal mencari tahu ini menjadikan saya semakin dekat dengan sumber ilmu. Agar saya tahu 'why'nya karena saya tidak puas hanya dengan kalimat 'anak-anak memang gitu, gampang sakit'.
Dan tentu, agar saya menjadi lebih siap menghadapinya.
Bismillah, tetap positif dengan segala kemungkinan yang ada. ❤️
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar