Having twin is not double trouble, but twice blessed.
-Anonymous-
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang telah menghadiahi kami mukjizat kebahagiaan yang berlipat ganda. Memiliki dua bayi, kembar.
Sampai saya menuliskan ini, di usia mereka yang kini 3,5 bulan, saya telah melewati malam-malam menyusui yang penuh perjuangan (dan masih akan berlanjut 😘). Mulai dari usaha memperjuangkan keluarnya asi di hari awal kelahiran. Bayi Alfath yang belum bisa melakukan perlekatan dengan baik hingga selalu menangis setiap akan menyusu, mengamuk, tidak nyenyak tidur, rewel hingga pagi. Sampai pola menyusui bayi kembar yang tidak ada jedanya. Hidup saya nyaris hanya menyusui-menyusui-menyusui selama tiga bulan pertama. Bayi-bayi saya kuat sekali menyusu, jeda hanya kurang lebih satu jam menyusu kembali, dan tidak selalu tandem (berbarengan), waktu tidur rasanya mahal sekali (sampai sekarang masih sih btw 😝) namun karena saya menjalaninya dengan penuh kesadaran dan kesyukuran, rasanya semua membahagiakan. Apalagi, upaya-upaya yang kami ikhtiarkan membuahkan hasil. Sekarang bayi Alfath dan Althaf sudah semakin gendat seiring kemampuan menyusunya yang semakin baik. 😍
Menyusui dengan YAKIN. Itu kunci pertama yang saya miliki. Tidak ada makanan khusus yang saya makan, atau porsi yang berlipat ganda karena menyusui dua bayi. Yang saya lakukan adalah memantapkan hati. Saya YAKIN bahwa Allah Sang pencipta menciptakan sistem yang luar biasa pada tubuh kita, SEMPURNA. Maka saya yakin kalau saya pasti bisa menyusui, asi saya pasti mencukupi, dan saya kuat mengurus dua bayi karena Allah yang mempercayakan.
Keyakinan saya juga semakin mantap setelah mendapatkan nasihat baik setelah melahirkan, diingatkan kembali mengenai perintah menyusui di dalam Al-Quran. Bahwa definisi perintah "menyusui" di dalam Al-Quran ialah memberikannya langsung dari payudara ibu. Istilah saat ini biasa dikenal dengan sebutan "direct breastfeeding". Di dalam tafsirannya juga jelas bahwasanya makna menyusui berbeda dengan memberi asi. Ketika Al-Quran telah berbicara, maka di sinilah letak iman untuk meyakininya sepenuh jiwa. Adapun ternyata segi medis dan penelitian mengungkapkan hal yang sama, ini yang akan menguatkan iman kita kepada Sang Pencipta.
Karena Allah yang perintahkan, Allah juga yang sudah mempersiapkan, ini keyakinan saya yang berikutnya. Terkecuali ada indikasi medis atau halangan yang tidak dapat ditoleransi, menyusui patut diperjuangkan. Saya juga percaya karena Allah yang sudah rancangkan, sudah pasti menyusui itu bisa dilakukan kapan saja, dengan kondisi bagaimanapun, dengan bayi berapapun. Selain percaya, saya juga selalu menanamkan di dalam pikiran bahwasanya memiliki dua bayi bukan berarti dua kali lipat kerepotan, tetapi dua kali lipat anugerah kebahagiaan. Bayi-bayi saya insyaallah tidak akan mengganggu aktivitas saya, justru akan membantu, dan memudahkan. Saya hanya butuh bersabar pada tiga bulan pertamanya yang istimewa. :)
Keyakinan ini yang kemudian saya bawa saat pertama kali membawa bayi-bayi bepergian, melakukan perjalanan PANJANG selama tiga hari menuju tempat tugas kami. (Masa cuti sudah habis ceunah, udah waktunya masuk kantor lagi 😆).
Ini travelling pertama kami dengan bayi Althaf dan Alfath di usia mereka yang genap tiga bulan satu pekan. Sebelum perjalanan, mereka sempat imunisasi DPT 2 dulu, dan sudah pasti, DEMAM melanda. 😆. Tiga hari sebelum hari H kami mengajak mereka sesi pemotretan hampir sehari penuh. (((Pemotretan))) 😝 Mumpung masih di kota, bisa memanggil jasa fotografer profesional datang ke rumah adalah SURGA. Hanya, entah mengapa kok ya enggak terpikir dari jauh-jauh hari sebelumnya, udah deket pulang baru memutuskan. Besoknya, masih pula diajak ke Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk menjalani Rapid Test.
Malam-malam diantara semua kepadatan aktivitas itu, bayi-bayi terlihat lelah. Tapi luar biasanya, alhamdulillah sepanjang perjalanan mereka sangat kuat dan tangguh. 😍
Di sini, saya akan membagikan trik sukses menyusui bayi kembar saat travelling, terutama di musim pandemi seperti ini.
Trik 1:
Menyusui dengan YAKIN
Trik 2:
Sesuaikan Perjalanan dengan Kondisi
Trik 3:
Persiapkan Prasyarat Selama Pandemi
Selama masa pandemi, setiap penumpang yang akan bepergian menggunakan transportasi udara, diwajibkan melakukan tes rapid, tidak terkecuali bayi-bayi. Tidak perlu khawatir, tetap aman untuk mereka. Triknya: usahakan bayi-bayi dalam kondisi kenyang sehabis menyusui, dekap erat dalam gendongan. Kedua kondisi tersebut akan menciptakan efek bius alami bekerja 😁. Alhamdulillah bayi-bayi kami saat pengambilan sampel darah tidak bereaksi sedikitpun, bersuara pun tidak. 😅 Keadaan mereka sedang mengantuk berat.
Selain itu, penting untuk mengunduh aplikasi EHAC agar meringkas antrian pemeriksaan di bandara keberangkatan maupun kedatangan. Saat masih berada di rumah, isi data penumpang di aplikasi tersebut. Satu aplikasi di satu HP bisa mewakili satu rombongan, dijamin tidak rempong. 😘
Ah ya, mengisinya di rumah yes, tidak saat di bandara. Isian EHAC memerlukan data no KTP yang bakal bikin lama kalau baru diisi di bandara, apalagi jika sedang membawa rombongan BESAR. 😀
Upayakan semua prasyarat termasuk KTP, tiket dan lain-lain dijadikan satu bundel dan dipegang oleh ketua rombongan. Pokoknya sebagai ibu, fokus kita ialah bayi-bayi saja. Serahkan urusan pemeriksaan, check in dan barang-barang kepada ahlinya 😄.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar