Bismillahirrahmanirrahim.
Tulisan ini diterbitkan di majalah Varia Statistik edisi Januari 2019.
Sebuah kehormatan buat saya, mendapatkan email dari tim redaksi, untuk menulis artikel di edisi pembuka tahun 2019 ini. Saya di simpan di sini, sebagai kenang-kenangan, dan menambah perbendaharaan kata "BPS" di kotak pencarian. :D.
Tidak banyak penyuntingan yang dilakukan oleh redaksi, hanya tambahan mengenai siapa Alexander yang saya catut sebagai kalimat pembuka.
Saya juga sempat berpikir agak lama, sampai masa tenggat waktu *seperti biasa, entah mengapa, deadline itu begitu memacu adrenalin buat saya* sudah sangat dekat, idenya baru keluar. Itu pun dibantu diskusi dengan beberapa teman, saya juga meminta koreksi dari beberapa kawan. :)
Terima kasih untuk teman diskusi dan para editor sekalian. Semoga, setidaknya, tulisan ini membawa perubahan, untuk 2019 yang lebih baik dan penuh harapan positif. Amin. :)
------
____
Wajah BPS: Menyelaraskan Passion, Mission dan Profession
Oleh: Nurin Ainistikmalia, SST
“It doesn’t matter what you made, or
see, or offer.
If you continue to embrace ‘business
as usual’, you are doomed”
-Alexander
Ostenwalder-
(Ahli teori bisnis, penulis, pembicara, konsultan dan wirausahawan Swiss)
(Ahli teori bisnis, penulis, pembicara, konsultan dan wirausahawan Swiss)
Sesaat
sebelum menuliskan ini, salah seorang kawan anggota dari Komunitas Perempuan
BPS Menulis menghubungi saya. Ia mengisahkan kebijakan kantornya yang
mewajibkan menulis sebagai wujud dari Reformasi Birokrasi. Kebijakan tersebut
memberi hasil yang sangat mengecewakan di mata pimpinan, karena ternyata
evaluasi akhir tahun ini, hanya menghasilkan dua puluh persen pegawai yang
menulis. Angka yang sangat tidak diharapkan! Efeknya? Pemotongan CKP bagi yang
tidak menulis, tanpa tedeng aling!.
PERUBAHAN.
Tahun
2018, angin segar tampak pada wajah BPS di dunia digitalisasi. Penulis mulai
mendapatkan tempat. Karya mulai mendapatkan penghargaan. Lini-lini media sosial
BPS mulai tampak cerah dan berwarna. Perubahan diperlukan, karena dunia
digitalisasi semakin dikejar, semakin berlari. BPS sebagai lembaga
‘satu-satunya yang boleh dipercaya’ bisa dikatakan memiliki satu keunggulan di
era disruptive ini, tidak punya pesaing!.
Tidak
ada pesaing ini bisa memberi dua efek buruk: business as usual dan birokrat mindset.
Business as usual selain digambarkan
sebagai process business yang
begitu-begitu saja, standar, seperti biasanya, tidak ada perubahan, juga digambarkan
sebagai manajer-manajer (sebut saja pimpinan) yang memimpin di dalam peradaban
baru di zaman yang terus berubah cepat dan dinamis dengan cara-cara yang lama. Cara
seperti memaksakan kehendak mewajibkan seluruh pegawai menulis, -entah apakah
benar demi RB atau semata demi sesuatu yang lainnya- adalah cara lama yang
kadaluarsa. Kata Cinta kepada Rangga, “udah basi!”. Ini bukan lagi zaman
romusha atau orde baru di mana segala sesuatu harus dipaksakan dan jika tidak
dilakukan mendapatkan hukuman!.
Sementara
Birokrat Mindset menurut Rhenald
Kasali digambarkan sebagai lawan dari Korporat
Mindset. Sebagaimana kita ketahui, birokrat mindset pada umumnya kaku, terpaut pada jam kerja, menunggu dan
bukan jemput bola, kurang kreatif, kurang daya dobrak, takut menyaksikan
perubahan, tidak punya terobosan. Bagi seorang birokrat mindset strategi hanya direspon sebagai suatu perintah yang mati
dan tertutup, strategi adalah perintah sehingga gagal atau berhasil bukanlah
sesuatu yang harus dipikirkan. Cukup
dijalankan saja sehingga menutup diri dari kreativitas. Manusia ber-mindset birokrat juga umumnya tidak
melihat media sosial sebagai alat untuk menangkap aspirasi, melakukan
komunikasi, alat bantu bekerja serta alat untuk engagement dan berinovasi.
Memasuki
Tahun 2019, masa yang tepat untuk menumbuhkan kembali harapan, impian dan
cita-cita wajah BPS ke depan yang diharapkan mampu menjadi penyedia data yang
cepat, tepat, akurat.
Ini
bisa dimulai dengan mereform manajerial dengan tidak lagi menggunakan gaya
kepemimpian lama yang cenderung memaksa dengan ancaman, membuat stres dan
tertekan bawahan, mempersempit gerak dan hanya mengejar ‘grafik hijau 100
persen’ demi prestise ‘tercepat-terbaik dan ter-lainnya’. Sebab itu bukan
esensinya. Esensinya harus dikembalikan kepada ‘selesai tepat pada waktunya dengan kualitas terbaik’. Esensinya
harus dikembalikan kepada, ‘bagaimana
menampilkan lembaga yang menghasilkan data terpercaya, dan akurat’.
Reformasi
Birokrasi dijalankan dengan manusiawi, menggunakan prinsip passion-mission-profession yang saya sadur sedikit dari konsep
Jepang soal Pekerjaan dan Passion.
Saat seseorang melakukan sesuatu yang ia cintai dan kuasai, itu dinamakan passion.
Jika passion yang dilakukannya sesuai dan dibutuhkan banyak orang, itu
dinamakan mission. Jika seseorang telah melakukan passion dan mission dan
mendapatkan bayaran karenanya, itu dinamakan profession. Irisan dari ketiganya, yakni seseorang yang melakukan
sesuatu yang ia cintai, ia kuasai, dibutuhkan banyak orang, dan mendapatkan
bayaran karenanya, maka ia akan menumbuhkan rasa senang, semangat, nyaman, juga
menghasilkan.
Passion setiap pegawai tentu berbeda dan unik,
tidak bisa disamaratakan. Tidak semua harus dipaksa menjadi penulis, meskipun
menulis itu prestisius, misalnya. Setiap passion
akan memegang perannya masing-masing menuju mission yang diimpikan. Hal ini akan berdampak sangat baik pada
pembentukan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, menyenangkan dan
menggembirakan. Yang pangkalnya nantinya akan melahirkan kualitas hasil
pekerjaan yang memuaskan.
Perubahan
juga harus dilakukan pada tataran mindset.
Tradisi dan karakter lama harus berganti menjadi tradisi baru yang terbuka,
menerima setiap perubahan, mau terus belajar, memberi gerak pada kreativitas
dan karya, serta memberi ruang sokong yang baik pada setiap ide baru, gagasan
baru dan dobrakan baru.
Jika
sudah seperti ini, saya yakin, wajah
perstatisikan BPS ke depan, akan cerah secerah harapan kita semua, “penyedia
data statistik terpercaya untuk semua”. Selamat datang Tahun 2019! Pengharapan baik
kami semua menyertaimu.
Salam!.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar