Bulan-bulan ini sebenarnya saya tidak mempunyai agenda perjalanan. Suami saya jauh-jauh hari juga sudah mengingatkan untuk tidak terlalu ambisius, duh ya (((AMBISIUS))) bahasanya :D melakukan perjalanan, karena insyaallah tahun ini kami akan melakukan perjalanan besar, dan butuh mengambil cuti besar.
Beliau mengenali saya sangat baik, istrinya ini gak hobi belanja belenji, tapi hobi plesiran, hihi. :p. Dua proposal yang saya ajukan sebelumnya, minta izin mendaki Gunung Semeru bersama gengs DITOLAK. Terus saya masih dong, keukeuh usahaaaaak, :D. Yang kedua, saya minta izin ikut trip Bloger Muslimah Indonesia yang tahun ini punya agenda pergi ke Malaysia. Hasilnya? teteup DITOLAK. :p
Akhir Februari 2018, ibu, bapak, adik, mbah sekeluarga berencana pergi umrah. Bapak sudah beberapa kali menawarkan, "ayuk, mau ikut pergi bareng?" haduh itu saya udah ketar-ketir, gak nahan pengen ikutan. Tapi ingat pesan suami, kami harus FOKUS, ke tujuan utama tahun ini. Lagipula atas beberapa pertimbangan, nampaknya mendapatkan izin suami bakal sulait. :)
Apakah saya tidak ingin umrah? pengen bangeeeets, :). Impian pergi ke Baitullah sudah saya cita-citakan sejak beberapa tahun silam, bahkan saya sudah mengangankan salah satu impian di tahun 2017 adalah pergi ke Baitullah. Tapi tampaknya, sampai berganti tahun, tidak ada tanda-tanda impian itu terwujud. Tiga mimpi besar saya di tahun 2017 tidak ada yang tercapai. Ini yang membuat saya tidak berani lagi sok-sokan mengumbar mimpi 2018, hihi. 🙈
Baca juga: Tiga Impian yang Sangat Ingin Diwujudkan Di Tahun 2017
Baca juga: Tiga Impian yang Sangat Ingin Diwujudkan Di Tahun 2017
Lalu tiba-tiba,
.
.
.
Bapak menelepon saya, memberi tahu kabar membahagiakan, menawarkan saya tiket umrah gratis, masyaallah, Allahu Akbar!. Pastilah saya gak nolaak, mau, MAU BANGET. Saya iyain aja, -padahal belum izin suami-, setelah nge-iyain baru nyadar kalau tadi belum sungkem tanya ke suami -isteri salihah- :D. 😅
Akhirnyaaah, singkat kisah, dengan perjuangan pendekatan, suami memberikan restu, alhamdulillah ya Allah, rezeki memang tiada disangka. Setelah ini saya sepertinya bakalan insyaf dan tidak akan meremehkan sebuah mimpi ~buru-buru nulis mimpi 2018~ 🙊
Sembilan hari melakukan perjalanan membawa kesan luar biasa dan sangat mendalam untuk saya. Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan. Banyak sudut yang ingin saya bagikan. Tapi kali ini, insyaallah saya akan bercerita mengenai 'Persiapan Sebelum Umrah'. Karena saya sendiri merasakan betapa pentingnya informasi ini untuk saya sebelum saya berangkat, apalagi saya hanya punya waktu kurang lebih tiga pekan saja seusai mengiyakan tawaran Bapak, ukuran yang sangat amat singkat.
Paling banter, saya tanya ke ibu yang sudah berpengalaman, dan baca-baca review sahabat-sahabat bloger yang sudah pernah pergi umrah.
Salah satu yang sangat membantu adalah tulisan pengalaman Irnanda tentang pengalaman umrah. Terima kasih Uti 😘😘😍
Berikut beberapa hal yang harus disiapkan berdasarkan pengalaman saya, sebelum memutuskan untuk berangkat umrah:
1. Mempersiapkan Hati (Niat-Azzam-Ikhtiar)
Tadinya saya hendak meletakkan urusan hati di nomor dua, namun setelah saya pertimbangkan, urusan niat lebih tepat diletakkan pada urutan pertama karena segala sesuatu sangat bergantung pada niatnya. Jika ingin pergi ke Baitullah, niatkan dalam hati, azzamkan, dan kemudian ikhtiarkan. Urusan bagaimana nanti berangkatnya, serahkan hasilnya kepada Allah. Yakin bahwa Allah selalu punya cara -yang bisa jadi tidak pernah kita sangka- untuk mewujudkan semua impian dan hajat hambaNya.
Setelah niat, hal penting lain yang perlu dipersiapkan adalah hati. Usahakan saat akan berangkat, membersihkan hati dari segala penyakit hati seperti dendam, sakit hati, iri, dengki dan menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maafkan-lupakan-ikhlaskan. Bersihkan hati dari segala kesibukan urusan duniawi, ya sebelum berangkat, pastikan semua amanah pekerjaan kita ada yang menggantikan. Meminta maaf dan ridlo dari semua orang yang selama ini berinteraksi dengan kita, minta keikhlasan dan kelapangan hati mereka untuk mendoakan kelancaran dan kemudahan selama melakukan perjalanan.
Niatkan selama bepergian umrah, niat kita mengkhususkan semua waktu hanya untuk beribadah kepada Allah. Waktu selama di Makkah-Madinah sangat singkat, jadi jangan disiakan. Selama di sana, suasana ramai dan padat, kita harus banyak belajar sabar, ikhlas dan tawakkal, biasakan budaya antri dan saling tolong menolong. Senantiasa berfikir positif, berdoa yang baik-baik dan berkata-kata baik.
FYI, selama ibadah umrah kemarin saya mencoba belajar puasa medsos dan semua grup. Alhamdulillah, ternyata masih baik-baik saja. Dan nyaman sekali ternyata, hidup lepas dari pencitraan, :p. Sampai sekarang, serasa masih keterusan. :)
Di tempat thawaf dan sai, ada yang bahkan selfi dan merekam aktivitas thawaf dan sainya menggunakan tongsis. Ini pilihan setiap orang. Kalau saya, jujur saja, merasa riweuh dan mengganggu konsentrasi saat ibadah jika melakukan hal ini.
Urusan foto dan video, saya mengkhususkan waktu untuk melakukannya, di luar waktu ibadah, dan tidak butuh waktu lama, paling banter hanya beberapa menit saja. Jadi tidak setiap saat saya selalu 'on' dengan kamera.
Oh ya sebagai tambahan informasi, membawa kamera dilarang di area thawaf dan sai, tapi membawa handphone diperbolehkan.
Saran saya: karena ini perjalanan ibadah, dan sebagai musafir, kita pun memiliki banyak waktu mustajab, perbanyak doa, fokuskan pada yang utama, terutama saat ibadah (serangkaian ibadah saat umrah) agar konsentrasi kita benar-benar ke Allah.
2. Memilih Travel Umrah
"Pak, yakin travelnya pakai yang ini? aman?" berulang kali saya bertanya kepada Bapak demi meyakinkan diri.
Akhir-akhir ini pemberitaan tentang travel umrah bermasalah mencuat di media. Saya jadi ikut khawatir dan deg-degan. Antara husnuzan dan waspada.
"Ini jadi berangkat kan Pak?," terlebih kemarin pemberangkatan sempat tertunda sehingga kami -saya dan adik- harus mengajukan ulang permohonan cuti.
-Cerita mengenai travel umrah yang kami gunakan dan pengalaman mengurus persiapan administrasi seperti paspor, meningitis dan lain-lain akan saya bahas dalam postingan khusus, insyaallah-.
Mulai mencari tahu travel umrah, latar belakang dan memastikan bahwa travel tersebut terpercaya adalah hal penting untuk dilakukan. Hal ini juga termasuk bentuk ikhtiar setelah niat dan azzam. Tentu saja, selain menyisihkan dana khusus untuk tabungan umrah.
Begitu pula dengan nawaitu haji. Salah satu bentuk ikhtiarnya adalah membuka tabungan haji.
"Ya insyaallah berangkat. Terpercaya." Kata Bapak meyakinkan saya.
Karena setelah mempelajari beberapa travel bermasalah, awalnya travel-travel tersebut juga baik-baik saja dan jamaahnya berangkat saja. Ya Allah, sebelum berangkat kemarin, saya memang cukup khawatir. Apalagi setelah mendapat komentar dari pimpinan di kantor saat mengajukan ulang jadwal cuti.
"Yakin nih jadi berangkat? jangan-jangan gak jadi.." langsung deh melipir banyakin doa, dan berfikir positif, jika sudah rezekinya, Allah yang maha kuasa untuk mengatur segalanya.
Saking gencarnya pemberitaan media, saya dan adik sempat iseng browsing akun sosmed pemilik travel, hedon gak nih orangnya, ya Allah sampai segitunya akibat parno.
Jadi, persiapan kedua adalah memilih travel umrah terpercaya. Baca review dari jamaah sebelumnya, cari tahu kelengkapan izin dan sebagainya. Perbanyak zikir dan berdoa, semoga Allah mudahkan dan lancarkan semua urusan.
3. Persiapan Fisik
Sebelum ini saya pernah mengikuti penyuluhan yang diadakan Kementerian Agama bekerja sama dengan Dinas Kesehatan yang berisi tentang persiapan jamaah menuju Baitullah. Saat itu, hal yang cukup ditekankan adalah Persiapan Fisik. Setelah melalui serangkaian perjalanan umrah, sekarang saya menjadi semakin yakin bahwa fisik termasuk hal penting untuk dipersiapkan.
Pertama, karena ibadah umrah adalah ibadah fisik. Thawaf dan sai setelah saya hitung minimal jalan kurang lebih 5 kilometer. Belum lagi ditambah perjalanan antara hotel menuju Masjidil Haram jika mendapatkan hotel yang cukup jauh dari kawasan Masjid. Bagi kita yang tidak terbiasa berolahraga dan bergerak minimal satu minggu sekali, bakal kerasa sekali lelahnya dan berpeluang drop kondisi fisiknya.
Pengalaman saya kemarin, mengambil miqat umrah di Bir Ali Madinah, melanjutkan perjalanan sekira lima jam menuju hotel Makkah, persiapan dan segala macam selesai pada pukul 10 malam, kemudian dilanjutkan ibadah umrah, yang akhirnya selesai pukul 02 pagi. Beberapa jamaah rombongan kami memilih tidak kembali ke hotel dan melanjutkan menunggu azan subuh. Rasanya? lumayan, :) -cukup melelahkan-.
Jadi karena selama umrah, kita akan menjalani serangkaian perjalanan yang cukup jauh dan panjang, mulai dari kurang lebih 11 jam di pesawat, 5-6 jam di bus, jalan kaki berkilo-kilo, antri, dan banyak lagi. Butuh stamina yang kuat dan badan yang sehat. Sehingga sebelum melakukan perjalanan umrah jika masih ada cukup waktu, sebaiknya biasakan diri untuk melakukan olahraga teratur.
Berikut saran yang saya dapatkan saat mengikuti penyuluhan dari Dinas Kesehatan, -dan ternyata semua benar adanya- :
- Melakukan Medical Check Up, untuk mengetahui keluhan apa yang sedang kita alami. Sehingga saat berangkat umrah, kita dapat membawa obat-obatan yang sesuai dengan kondisi kita. Hal ini juga memberikan kita kesempatan untuk mengobati keluhan yang ada sebelum berangkat sehingga diharapkan dapat berangkat dalam kondisi sehat dan bugar.
- Berlatih olahraga tiap hari, dan berjalan kaki minimal lima kilometer setiap hari atau setiap pekannya.
- Makan-makanan bergizi. Perbanyak makan buah dan sayuran. Menjaga asupan makanan sebelum pemberangkatan, kurangi konsumsi makanan tidak menyehatkan.
- Selama di Saudi Arabia, biasanya pihak katering dari Indonesia akan menyiapkan buah-buahan saat makan. Pastikan selalu konsumsi buahnya -gak perlu disimpan dibawa pulang ke Indo ya- ini bermanfaat sekali untuk asupan vitamin selama berada di tanah suci.
- Persiapan membawa vitamin dan suplemen dari Indonesia ya. Selama di tanah suci, biasakan minum vitamin dan suplemen ini untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Khusus untuk perempuan, cek jadwal menstruasi. Usahakan memilih paket tanggal pemberangkatan umrah di luar jadwal haid jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, konsultasi ke dokter dan minta resep penahan jadwal haid. Berdasarkan pengalaman saya, meminum obat penahan haid, hanya memperlambat jadwal haid tetapi tetap terasa sakit, gejala pegal-pegal semua badan, mood yang kacau, pusing dan lainnya seperti saat haid tetap dirasakan, hasilnya tetap sama saja tidak nyaman. Saya bersyukur sekali jadwal pemberangkatan mengalami penundaan, karena itu saya menghentikan meminum obat dan menuntaskan jadwal haid, alhamdulillah, takdir Allah sungguh luar biasa. Akibat penundaan, saya berangkat di luar waktu haid dan tidak mengalami rasa sakitnya haid.
Sebelum berangkat, saya dibekali suami suplemen Procumin (Propolis+Habbatussauda), dan madu, produk HPAI. Tapi dasar sayanya bandel, :D gak saya minum, terus dua hari apa ya setelah di sana, efek kelelahan dan cuaca, saya hampir flu, baru deh saya minum, sekali minum tiga bijik Procumin, banyakin makan buah dan asupan makanan sehat, alhamdulillah bisa menahan daya tahan tubuh.
Sebagai gambaran, suasana tanah suci, dan cuacanya jauh berbeda dari Indonesia. Di sana tekstur alamnya bebatuan, jarang atau tidak ada pepohonan, panas, gersang, padang pasir. Di Indonesia panas, tapi banyak pepohonan, banyak hutan, jadi panasnya beda dengan panas di Saudi.
Di Madinah saat saya tiba, masih musim dingin. Dinginnya menusuk. Saya sudah dipesanin untuk rajin menggunakan pelembap -lagi-lagi tidak saya lakukan, bandel memang :p- karena saya tidak terbiasa menggunakan lotion atau pelembap. Lalu suatu ketika, saya merasakan kaki saya gataaal sekali, saat saya membuka kaus kaki, subhanallah, kulit kali saya kering, pecah-pecah dan hampir saja berdarah, kulit wajah dan bibir juga pecah-pecah tapi tidak parah karena terbantu penggunaan pelembap wajah dan rajin menggunakan zaitun (fyi, saya pengguna zaitun HPAI) serta mengkonsumsi buah. Akhirnya setelah itu, saya rajin oles-oles pelembap kulit terutama di area wajah, tangan dan kaki.
Pelembap yang saya gunakan dan direkomendasikan oleh banyak jamaah umrah adalah Vaseline. Kalau tidak sempat membawa dari Indonesia, tidak perlu khawatir, di tanah suci banyak pedagang yang menjual ini. Harga? saya lupaaa, maaf, kalau tidak salah tidak sampai lima puluh ribu uang Indonesia. Saat membeli, benar-benar perhatikan merek ya. Waktu saya membeli vaseline di toko sekitar Masjidil Haram, saya senang sekali karena harganya murah. Setelah benar-benar diperhatikan, ternyata produk Vaseline KW, heuheu :D *warna dan tempat sama persis. :).
Di Makkah, suasana sangat panas. Cuaca terik menyengat, terasa sekali panasnya saat melakukan thawaf di siang hari jelang zuhur atau sesudahnya. Setiap city tour yang dilakukan selalu dijadwalkan pagi hari sebelum salat zuhur, mengingat pahala yang besar dalam melaksanakan salat di Masjidil Haram. Lagi pula ziarah saat siang hari teramat panas. Bahkan ada beberapa tempat seperti mengunjungi Gua Hira yang dilakukan pukul tiga dini hari.
Suasana saat siang hari ba'da zuhur, agak lengang, jamaah umrah yang thawaf di waktu sore atau malam saat tidak panas jauh lebih banyak. |
4. Persiapan Wawasan
Selain itu semua, hal yang penting lainnya ialah mempersiapkan wawasan, mengkhatamkan pemahaman tentang sirah nabawiyah. Hal ini akan sangat membantu saat pelaksanaan umrah dan ziarah, kita dapat memahami makna dibalik setiap gerakan ibadah. Begitupun saat ziarah, ke Jabal Uhud, Jabal Nur, Jabal Rahmah, Pemakaman dan berbagai tempat yang akan kita datangi.
Beribadah dengan pemahaman tentu akan melahirkan sikap khusyuk, ketenangan dan pengalaman mendalam. Selain membaca sirah, mendengarkan ceramah dan menonton film sejarah rasul Muhammad akan sangat membantu.
Sebelum berangkat, kosongkan hati dan fikiran, isi dengan banyak membaca, menambah wawasan dan niatkan sebagai bekal berangkat umrah.
Arena kawasan Jabal Uhud, mengingatkan kita pada syuhada Uhud. |
5. Persiapan Barang Bawaan
Barang bawaan yang perlu dipersiapkan saat akan melakukan perjalanan umrah:
- Baju ganti, tidak perlu terlalu banyak tiga saja cukup, ditambah satu seragam travel, satu pakaian putih/ pakaian ihram untuk laki-laki, total lima pakaian. Jamaah Perempuan Indonesia memiliki kebiasaan menggunakan pakaian putih saat umrah, jadi sebaiknya disiapkan, meskipun untuk jamaah perempuan, diperbolehkan menggunakan pakaian warna apa saja. Sepanjang di tanah suci, beberapa jamaah ada yang rajin mencuci pakaian dan menjemurnya di kamar mandi, kering juga dan sangat membantu. Jika tidak ingin mencuci seperti saya, juga rasanya cukup-cukup saja.
- Bawa pakaian dalam secukupnya. Yang ini juga bisa dibantu dengan mencuci selama di hotel atau membeli tambahan selama di sana.
- Bawa obat-obatan dan vitamin, pelembap, balsem otot (balsem otot sangat bermanfaat digunakan saat kaki pegal-pegal kelelahan setelah ibadah). Oh ya pada saat pemeriksaan di ruang imigrasi pemberangkatan, barang bawaan kabin dibatasi untuk cairan hanya boleh membawa maksimal 150 mililiter. Jadi sebaiknya, parfum, madu, obat-obatan cair disimpan di koper saja agar tidak diambil petugas. Pengalaman saya kemarin, kami satu rombongan mengumpulkan semua tentengan cairan tersebut dan meletakkannya dalam satu tas untuk dibagasikan. Sebaliknya, dari Saudi ke Indonesia diperbolehkan membawa minuman sampai dengan 1,5 liter. Jadi silahkan saja jika ingin membawa air zam-zam untuk bekal selama dalam perjalanan.
- Sandal jepit satu pasang. Sepatu jalan untuk dipakai satu pasang. Pilih sandal/sepatu yang bahannya ringan ditenteng karena selama di Masjid Nabawi ataupun Masjidil Haram sandal/sepatu dilepas dan disimpan di dalam tas. Hindari dulu membawa high heel yang berat kecuali sanggup. Ada tempat penitipan sebenarnya, tapi karena luasnya arena masjid, terkadang lupa di mana tempat masuk dan di mana tempat keluar. *Berdasarkan pengalaman pribadi.
- Membawa satu pasang mukena. Jilbab lebih baik membawa yang langsungan, biar ringkes saat wudhu dan bepergian. Saya juga biasanya mengganti mukena dengan penutup tangan dan kaus kaki agar lebih ringkas lagi. Prinsipnya: tentengan saat menuju masjid harus seringkas mungkin, agar ibadah tenang, khusyu' dan nyaman.
- Tambahan khusus muslimah: celana panjang/legging tiga buah, dua untuk selama perjalanan, satu khusus salat. Kaus kaki tiga pasang, dua untuk perjalanan, satu khusus salat. Cadar/niqab dua buah bagi yang menggunakannya selama di sana. Menggunakan cadar/niqab selama di sana sangat nyaman menurut saya. Ada dua pendapat tentang keharusan membuka wajah selama thawaf, ada yang mengharuskan memperlihatkan wajah ada yang memperbolehkan tetap menutupnya.
- Membawa peralatan dokumentasi. Charger, kamera, power bank, tongsis, dan peralatan lain yang dibutuhkan. Tidak setiap momen saya membawa kamera, pertama karena berat, kedua biar ringkas. Saat ibadah, kita cukup mengabadikannya dengan kamera HP. Bawa stop kontak tiga kaki karena di Saudi rata-rata menggunakan tiga, tapi jika tidak membawa banyak dijual di toko sekitar Masjid.
- Jaket yang cukup tebal. Untuk mengantisipasi hawa dingin saat berada di sana.
- Sajadah lipat yang ringan, hal ini akan sangat membantu saat tidak mendapatkan shaf shalat di dalam Masjid. Di Makkah ataupun Madinah, kita harus datang minimal satu jam sebelum waktu salat, jika kurang dari itu, shaf-shaf sudah penuh dan biasanya akan kesulitan mendapatkan tempat salat yang nyaman di tengah padatnya jamaah.
- Pulsa internet. Ini bermanfaat untuk mengetahui informasi berkaitan dengan aktivitas jamaah grup umrah. Biasanya setiap grup memiliki grup wa untuk memudahkan informasi. Pengalaman kemarin, beberapa jamaah umrah melakukan registrasi di Indonesia dengan nomor sendiri, kisaran biaya 300.000 rupiah untuk paket 9 hari data roaming, (telkomsel dengan 5 giga, 30 menit telepon dan sms). Sementara membeli kartu di Saudi jika dirupiahkan hanya menghabiskan 100.000 rupiah. Jadi lebih hemat membeli kartu perdana saja di sana karena toh kartunya hanya digunakan saat umrah saja.
- Membawa uang riyal untuk berbelanja kebutuhan dan oleh-oleh selama di sana, satu sampai dengan dua juta rupiah insyaallah cukup. Sediakan uang rupiah yang lebih daripada itu, dua atau tiga juta untuk cadangan, pecahan lima puluh ribuan. Hampir rata-rata semua penjual di Saudi menerima pembelanjaan dengan uang rupiah, sehingga tidak perlu terlalu khawatir, hanya harganya selalu dalam satu satuan, satuan lima puluh ribuan, 50, 100, 150 dan seterusnya. Umumnya pedagang tidak mengenali satuan pecahan selain itu. Terkadang harga riyal jika dirupiahkah seharusnya menjadi Rp 120.000, tetapi karena pecahan 20 tidak lazim, harganya menjadi Rp 100.000, lumayan hemat. Jadi ada beberapa barang yang lebih hemat dibeli dengan rupiah, dan ada yang lebih hemat dibayar dengan riyal. Sehingga pastikan kedua mata uang dalam jumlah yang cukup. Kalaupun kekurangan uang riyal, di sana terdapat money changer yang bisa ditukarkan kapan saja.
- Membawa kacamata riben/sunglasess, payung lipat yang ringan, tisu basah, gunting kecil, alat cukur, gunting kuku, lakban besar, spidol besar permanen. (Semuanya dimasukkan koper bagasi saja).
- Setiap koper, tas dan barang bawaan usahakan dituliskan alamat, telepon, dan foto yang besar, juga penanda seperti pita atau sesuatu yang khas agar memudahkan pencarian saat berkumpul bersama barang bawaan jamaah lain.
- Penanda/badge yang dikalungkan dari pihak travel, berikut syal usahakan senantiasa selalu digunakan selama bepergian ke Masjid atau ke manapun selama di sana. Hal ini akan sangat membantu saat kita kehilangan arah atau lupa jalan pulang, di balik badge biasanya tertulis alamat hotel tempat jamaah menginap sehingga kita dapat dengan mudah bertanya pada askar atau masyarakat sekitar atau jamaah lain untuk menunjukkan alamat yang dituju. Selain itu, kita jadi lebih mengenali kawan satu rombongan, tinggal melihat syal dan penandanya saja. Ini pengalaman dari rombongan kami kemarin, ada satu jamaah yang tidak kembali sejak jam dua pagi sampai jam sembilan karena nyasar, beliau juga tidak membawa penanda, dan lupa nama hotel.
- Buku doa-doa. Baik dari travel ataupun persiapan kita sendiri. Ini penting. Download aplikasi panduan doa umrah/haji di play store untuk membantu backup doa. Biasanya di beberapa tempat ada pembagian buku gratis dari petugas di Saudi, terima saja untuk dibaca-baca dan menambah informasi.
- Botol air minum kosong isi 1,5 liter. Ini bermanfaat saat berada di sana. Tapi membeli juga bisa. Saya kebetulan tidak membawa, hanya mengandalkan botol bekas minuman di hotel untuk selalu diisi ulang air zam-zam setiap dari Masjid.
- Bawa detergen sachetan dua bungkus saja, cukup. Buat mencuci jaga-jaga kalau gak ketemu toko daripada ribet nyari.
- Buat yang gak bisa pisah dari sambal. 😄. Bawa dah sebotol saus sambal, kecap, atau lainnya yang disukai. Pengalaman pas nyoba kulineran di Makkah, rasanya gak ada pedes-pedesnya, lalu mengkhayal "andaikan ada saus sambal, lezatnya.." 😅. Tapi katering Indonesia di travel saya selalu nenyediakan sambal pedes sesuai lidah, alhamdulillah.
Nah, sekira itu dulu yang dapat saya ceritakan terkait hal-hal teknis persiapan sebelum melakukan umrah. Cerita selanjutnya akan saya tulis kemudian, insyaallah.
Semoga dapat membantu ya. Amin..
Semoga dapat membantu ya. Amin..