Wisata

-275- Festival Lembah Baliem Wamena, Pesona dari Timur Indonesia

Thursday, January 11, 2018

Salah satu foto Ety yang lolos di Pameran Merauke

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini saya lagi rada 'error', pusing nyat nyit nyut, :D. Ngelihat dokumen dan setumpuk list pekerjaan, rasanyaaaa pengen nyebur ke pantai atau pergi naik gunung. Baru juga awal tahun ya, harusnya lebih fresh dan semangats. SEMANGAAATS. :)


Lalu tiba-tiba datanglah Ety Kurniati, adek tingkat saya yang penempatan di Tanah Papua. Cerita punya cerita, Ety berbagi kepada saya, pengalamannya menyaksikan Festival Lembah Baliem. Daaaaan, tidak sampai di situ, ia lalu menghadiahkan foto-foto epik ini untuk saya. Alhamdulillah ya Allah, Surga Dunia! bahagianya saya emang sederhana, :) #saya seneng girang beud lah dikirimi foto-foto CAKEP begini, seolah saya bisa turut menyaksikan keeksotisan budaya tanah Papua melalui Festival Tahunan Lembah Baliem ini. 

Jadi, sebelum lebih jauh, seluruh foto dokumentasi adalah hadiah jepretan Ety Kurniati dari BPS Kabupaten Jayapura, Papua. :). Trims Ety, hadiahnya mewarnai hari ini.. luv..luv..luv 💖💖💖💖💖



Kalian perlu tahu, bahwa salah satu acara tradisional tahunan Indonesia yang sudah mendunia adalah Festival Lembah Baliem  . 💗  Festival ini digadang-gadang sebagai satu dari lima festival budaya di Indonesia yang telah mendunia.  💗💗

-Lembah Baliem sendiri seperti yang saya kutip dari baliemfestival.id adalah sebuah dataran cantik yang ada di ketinggian 1600 mdpl Pegunungan Jawawijaya dengan lebar sekitar 80 km. Lembah ini pertama kali ditemukan oleh Richard Archibold di tahun 1938 di masa pendudukan Belanda. Sekitar 100 ribu orang diperkirakan menghuni Lembah Baliem dan merupakan gabungan antara Suku Dani, Suku Yali dan Suku Lani--

Lembah ini dulunya kerap dipakai sebagai arena pertempuran dan pembantaian bagi suku-suku yang tinggal di sekitarnya. Perang antar suku, istilahnya. Meskipun lambat laun, mulai ditinggalkan, seringkali konflik antar suku ini terjadi karena hal-hal sepele. Iya, saya jadi ingat cerita kawan-kawan yang bertugas di daerah rawan konflik antar suku. :(

Pemerintah setempat menangkap hal ini dengan mengadakan Festival Budaya Lembah Baliem yang dimulai sejak tahun 1989. Wah, sudah lama sekali ya. :)

Di festival ini, masyarakat diberikan keleluasaan untuk tetap 'berperang' dengan karya. Masing-masing suku Lembah Baliem jadi merasa tertantang untuk menyajikan karya terbaik dalam bentuk musik, tari-tarian maupun cinderamata. 
an
Pasti kalian pada heran, ini kok ada yang mukanya Oppa-oppa? :)
Buat pencinta fotografi, :) ini saat yang tepat untuk memotret pesona budaya, eksotisme alam dan mempelajari banyak khazanah yang tersimpan dari adat istiadat masyarakat Papua. 

Di foto-foto ini contohnya, mengisahkan tentang peperangan antara satu distrik ke distrik yang lainnya. Ditampilkan perang antar distrik yakni antara Distrik Wollo dan Distrik Hubikosi yang disebabkan masalah perselingkuhan antara kedua warga. (*Oh yess, peperangan karena hal-hal sepele semacam iniih dulu sering terjadi di sana).

Pada penampilan 'Peperangan' masing-masing suku biasanya akan menggunakan pakaian kebesaran, dan akan terlihat jelas perbedaannya sesuai kostum dan koteka yang mereka kenakan. *Plis jangan minta penjelasan itu yang di foto, suku apa aja, zzzzz. :p

--Seperti yang saya kutip dari www.pesonaindo.com, Pria suku Dani biasanya hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani mengenakan koteka lebih besar karena tubuh mereka lebih besar daripada rata-rata pria suku Dani. Sementara pria suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat pinggang.--



Selain (((Perang-perangan))), suguhan lainnya tentu saja penampilan TARI-TARIAN. Penampilan ini menjadi spesial karena menghadirkan tarian daerah dari berbagai distrik yang ada di Kabupaten Jayawijaya. 

Owh ya, sampai lupa. :) Festival Lembah Baliem ini diadakan di Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten ini dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat udara dari Jayapura (Ibu Kota Papua) ke Wamena (Ibu Kota Jayawijaya). Biaya pesawat sekitar 700 ribuan. Kalau ditempuh dari Jakarta, berarti rutenya, Jakarta-Jayapura-Wamena. Dari Wamena menuju distrik tempat festival ditempuh dengan jalur darat. Di tahun 2014 Festival Baliem digelar di Distrik Kurulu, dan sejak tahun 2016 Festival Lembah Baliem berpindah ke Distrik Walesi. 

Tari-tarian yang ditampilkan biasanya bertemakan kegiatan berburu dan mencari makan di ladang oleh masyarakat setempat. Diikuti pula dengan Festival Karaban Babi, di mana binatang babi yang diikut sertakan dalam Karaban Babi ini adalah babi-babi berukuran baby (yang masih kecil-kecil lah ya), agak berbeda dengan Karaban Sapi di Jawa yang menggunakan sapi berukuran besar. Tradisi Karaban Babi ini menampilkan mama-mama (*ibu-ibu kalau bahasanya kita) yang menuntun babinya hingga garis finish perlombaan. 

Eh, masih ada yang penasaran sama Oppa-oppa? :D

Iya, karena festival ini sudah menDUNIA sekali, banyaaak wisatawan asing yang datang untuk menyaksikan kemeriahan dan kekayaan budaya Indonesia melalui Festival Lembah Baliem. Nah, selain menyaksikan, para wisatawan juga bisa ikut ambil bagian di Festival, salah satu contohnya, wisatawan asing asal Korea yang ada di foto. 

Festival Lembah Baliem Wamena, Pesona dari Timur Indonesia ini biasanya digelar setiap bulan Agustus menjelang peringatan kemerdekaan. Kuy, siapin dana buat pergi menjejak ke sana....😊

--------

Koneksi percakapan dengan Ety terputus, agak slow respon nih. Haai Ety, artikelnya sudah jadi, alhamdulillah. :)

Lalu Ety menjawab, "Mbak sebenarnya itu foto-foto yang ku kirimin foto yang standar"

"Apaaaaah? jadi masih ada yang di atas standar?" :)

"Masih banyaaak Mbaak."

Waaaah, hadiahin lagi ya buat saya, niscaya saya akan lebih BAHAGIA, :D :D *sungguh modus, muahaha. :)

-----



You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



3 komentar

  1. Yuhuuu Mbak, agak galfok sama fotonya ough hihih dna ternyata itu masih standart? Oh no hehehe. Paragraf awalnya aku suka suka suka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang di atas standar pastilah dieman-eman sama yang punya Mbak, :D, #padahal pengen :P, trims dah mampir yaks Mbaak, :)

      Delete
  2. serius nanya mbak, kalau kita papua harus ikut pakean gitu ya. kan harus menghormati ya hehehe

    ReplyDelete