POTENSI EKONOMI KALIMANTAN UTARA
Oleh: Nurin Ainistikmalia, SST
Kasie Neraca Wilayah dan Analisis
Statistik
BPS Kabupaten Tana Tidung
POTENSI EKONOMI KALIMANTAN UTARA
Oleh: Nurin Ainistikmalia, SST
Kasie Neraca Wilayah dan Analisis
Statistik
BPS Kabupaten Tana Tidung
Hampir 98 persen
dari keseluruhan usaha (di luar sektor pertanian) di Kalimantan Utara merupakan
Usaha Mikro Kecil (UMK) berdasarkan hasil listing Sensus Ekonomi 2016 yang
dirilis oleh Badan Pusat Statistik. Tidak sampai tiga persen sisanya, merupakan
Usaha Menengah Besar (UMB).
Keseluruhan jumlah
usaha di Kalimantan Utara berdasarkan SE2016 tercatat sebesar 54.493 usaha/perusahaan.
Angka ini mengalami peningkatan jumlah usaha/perusahaan sebesar 5,06 persen per
tahun selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Total jumlah UMK pada tahun 2016
ialah 53.145 usaha/perusahaan, mengalami peningkatan jumlah UMK rata-rata
sebesar 4,96 persen per tahunnya. Sementara UMB dari hasil SE2016 berjumlah
1.348 usaha/perusahaan. Inilah potret wajah sesungguhnya, dari perekonomian
Kalimantan Utara.
UMK Sebagai Kekuatan Utama
Dalam konteks
wilayah Kalimantan Utara, UMK menjadi kekuatan utama dan penggerak
perekonomian. Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) terus dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kesejahteraan lokal. Sesuai dengan visi dan misi RPJMD
Kalimantan Utara 2016-2021, pengembangan UMK bertujuan untuk menciptakan
kemandirian Kalimantan Utara dari ketergantungan ekonomi wilayah lain. Selain
itu, pengembangan UMK juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya sentra Usaha
Mikro Kecil di Kalimantan Utara yang berbasis produk unggulan lokal seperti
agro industri dan kelautan, sehingga tercipta keberlanjutan pembangunan di
wilayah tersebut.
Hampir separuh
(47,27 persen) dari total usaha di Provinsi Kalimantan Utara menjalankan
aktivitas ekonomi pada kategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Kategori
G). Posisi kedua yakni sebesar 17 persen dari total usaha ialah Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (Kategori I). Posisi ketiga ialah Industri
Pengolahan (Kategori C) yakni sebesar 7,82 persen. Peranan UMK pada ketiga kategori ini sangat signifikan. Proporsi UMK
pada Kategori G sebesar 98,68 persen, Kategori I sebesar 99,76 persen,
sementara pada Kategori C sebesar 98,97 persen.
Dari aspek
ketenagakerjaan, UMK juga cukup berperan dalam penyerapan tenaga kerja. UMK
menyerap 74,77 persen tenaga kerja atau sekitar 111.920 orang dari 149.676
orang tenaga kerja.
Pada
kategori-kategori yang dominan dalam penyerapan tenaga kerja, UMK sangat
berperan dalam penyediaan lapangan kerja bagi tenaga produktif di Kalimantan
Utara. UMK pada Kategori G mampu menyerap tenaga kerja hingga 91,66 persen atau
sebanyak 41.504 tenaga kerja dari total tenaga kerja (45.280 orang). UMK pada
kategori I juga sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 15.917
orang, atau 96,47 persen tenaga kerja pada Kategori I merupakan pekerja pada
usaha yang berskala mikro kecil.
Jika dilihat
sebaran usaha secara spasial, terlihat bahwa proporsi UMK di setiap wilayah
Kabupaten dan Kota di Kalimantan Utara lebih besar dibandingkan dengan UMB. Masing-masing
berada pada angka di atas 90 persen. Jumlah usaha tertinggi berada di Kota
Tarakan yakni sebanyak 20.549 unit usaha atau 37,71 persen dari total usaha di
Kalimantan Utara. Dari jumlah ini, sebesar 96,86 persen merupakan usaha dengan
skala Usaha Mikro dan Kecil.
Jumlah usaha terbesar kedua berada di Kabupaten
Nunukan dengan jumlah unit usaha sebesar 14.314 usaha/perusahaan. Dari jumlah
tersebut, sebesar 97,78 persen merupakan UMK. Jumlah usaha terbesar ketiga
berada di Kabupaten Bulungan yakni sebesar 11.031 usaha/perusahaan. Sebanyak
98,02 persen diantaranya adalah UMK.
POTENSI EKONOMI
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa, pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada
ketersediaan sumber daya alam tidak terbarukan seperti halnya batu bara dan
minyak bumi sangat riskan terhadap ketidakstabilan ekonomi, dan menyisakan
masalah kerusakan lingkungan pada efek jangka panjang. Maka, adalah penting
untuk segera menemukan exit strategy
agar pertumbuhan ekonomi tidak terlalu bertumpu pada sektor sumber daya alam
terutama Kategori Pertambangan dan Penggalian.
Tiga usaha
terbanyak di Kalimantan Utara yakni Kategori Perdagangan, Kategori Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum, serta Kategori Industri Pengolahan dari sisi nilai tambah,
memberikan sumbangan lebih dari 21 persen terhadap total PDRB pada tahun 2016.
Jika disandingkan dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Utara
yakni Kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 28,37 persen, dan sektor
Pertanian yakni sebesar 17,63 persen, optimisme untuk mengangkat potensi
ekonomi berbasis non sumber daya alam ini masih sangat menjanjikan. Ditambah
lagi, peranan UMK yang sangat potensial di ketiga kategori tersebut.
Lebih
lanjut, diperlukan identifikasi potensi ekonomi yang bersifat kewilayahan untuk
mengetahui potensi suatu sektor ekonomi di masing-masing Kabupaten/Kota
dibandingkan
dengan potensi suatu sektor tersebut di Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini perlu, untuk menentukan arah kebijakan yang tepat
sasaran.
Hasil analisis tersebut dapat menunjukkan sektor-sektor ekonomi apa saja
yang memiliki perkembangan dan kondisi lebih baik bila dibandingkan dengan
sektor ekonomi yang sama di Kalimantan Utara. Hal ini berarti analisis ekonomi
yang bersifat kewilayahan dapat mengungkapkan sektor ekonomi apa saja yang
memiliki keunggulan komparatif. Dengan demikian, sektor ekonomi potensial
tersebut dapat lebih dikembangkan secara intensif sehingga dapat membantu
mendongkrak perekonomian daerah.
Penentuan potensi
ekonomi yang potensial setidaknya dapat menggunakan 4 alat analisis, yakni Analisis Location Quotient (LQ); Analisis Model Rasio
Pertumbuhan (MRP); Analisis Shift Share; dan Analisis Tipologi Klassen.
Hasil dari 4 alat analisis tersebut kemudian akan disandingkan (overlay)
sehingga dapat menunjukkan lapangan usaha apa yang potensial di suatu wilayah.
Berdasarkan hasil analisis,
didapatkan peta potensi ekonomi Kalimantan Utara, yang menunjukkan bahwa Kota Tarakan memiliki 9 kategori unggulan yang komparatif
dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Utara. Sebagai wilayah
penyumbang PDRB terbesar di Kaltara dan tipikal wilayah
perkotaan yang dimilikinya, Kota Tarakan unggul di sektor Industri Pengolahan,
Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa Perusahaan, Jasa Pendidikan,
Jasa Kesehatan dan Jasa Lainnya.
Sementara itu, Kabupaten
Bulungan memiliki 2 kategori unggulan yang komparatif dibandingkan
Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Utara, yakni sektor Real Estate dan
Administrasi Pemerintahan. Kabupaten Malinau dengan satu kategori unggulan
yakni sektor Pengadaan Air.
Kabupaten Tana Tidung dengan ciri khasnya sebagai daerah baru berkembang,
memiliki potensi sektor basis (terkonsentrasi di daerah tetapi tidak komparatif
dibandingkan daerah lain di Kaltara) yakni sektor Perdagangan dan Administrasi
Pemerintahan. Sementara Kabupaten Nunukan memiliki empat sektor potensial yang
bertumbuh cepat yakni sektor Pengadaan Listrik, Perdagangan, Jasa Perusahaan
dan Administrasi Pemerintahan.
Dengan mengetahui besarnya peranan UMK serta pemetaan
potensi ekonomi wilayah, pemerintah, para pelaku usaha dan stakeholder terkait dapat menggunakan basis data ini sebagai pertimbangan memajukan
perekonomian terutama pada sektor-sektor potensial di
Kalimantan Utara.*
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar