Bismillahirrahmanirrahim.
Hasil belajar yang kedua, alhamdulillah terbit di koran Radar Tarakan, 22 Desember 2017.
Dibuat dalam rangka Hari Ibu.
Artikel ini terinspirasi dari kalender BPS. 😄.
----
Hari Ibu, Cita Perempuan Untuk Bangsa
“Berilah
pelajaran kepada anak-anak perempuan, dan dari sinilah peradaban bangsa
dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas dan baik, maka mereka
akan menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya kepada anak-anak peradaban,
dan kepandaian mereka akan diteruskan.”
-RA Kartini-
Hari ini,
22 Desember 2017 diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Di Amerika dan
lebih dari 75 negara lain, Hari Ibu atau Mother’s
Day dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua Bulan Mei. Di beberapa Negara
Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Jika di
Amerika, penetapan Hari Ibu dilatarbelakangi oleh ide Ms Anna Jarvis untuk
menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Maka di Indonesia, dipilihnya hari
bersejarah, 22 Desember ini bermula dari semangat wanita Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Ini diawali dari pembukaan
Kongres Perempoean Indonesia yang pertama, 22-25 Desember 1928, bertempat di
Dalem Jayadipuran, Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri 30
organisasi wanita dari 12 Kota di Jawa dan Sumatera yang kemudian melahirkan
terbentuknya Kongres Perempoean yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita
Indonesia (Kowani). Kowani adalah organisasi wanita yang terinspirasi oleh
pahlawan-pahlawan Wanita Indonesia, Kartini salah satunya.
Peranan
perempuan nusantara dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam
berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi, kesehatan bagi ibu dan
balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, pemberantasan buta huruf adalah
sebagian isu yang diangkat di dalam kongres ini. Menariknya, pada Kongres
Perempoean Indonesia II tahun 1935 di Jakarta, beberapa keputusan penting yang
dilahirkan ialah bahwa kewajiban utama Wanita Indonesia ialah menjadi ‘Ibu Bangsa’ yang berarti berusaha menumbuhkan generasi baru yang
lebih sadar akan kebangsaannya. Baru pada Kongres Perempoean III tahun 1938
di Bandung, ditetapkan tanggal 22 Desember sebagai ‘Hari Ibu’.
Peran Publik dan Domestik Perempuan Masa Kini
Semangat
Hari Ibu yang dilatar belakangi sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk
menjadi Ibu Bangsa menunjukkan betapa peranan perempuan menjadi salah satu
tonggak penting dalam pembangunan bangsa. Peran ganda seorang perempuan dalam
ranah domestik dan publik menjadi aspek yang tak terbantahkan. Dalam lingkup
areal rumah tangga, sosok perempuan sangat mulia dalam mengandung, melahirkan
dan mendidik anak-anaknya. Peranan perempuan ini menjadikannya tokoh sentral
sekaligus penentu kualitas generasi penerus bangsa. Pada tahun 2016, Badan
Pusat Statistik mencatatkan bahwa sebanyak 37,79 persen perempuan 15 tahun ke
atas hanya berfokus mengurus rumah tangga (Sakernas, Agustus 2016) dan sekitar
14,63 persen perempuan 15 tahun ke atas berstatus sebagai kepala rumah tangga
di tahun 2015 (Susenas, 2015).
Selanjutnya,
cita-cita perempuan untuk turut berperan dalam skala pembangunan bangsa
tercermin dalam peranan dan perjuangannya di sektor publik. Perempuan Indonesia
turut andil dan berkontribusi dalam banyak profesi.
Data dari
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak 48 persen perempuan 15 tahun ke atas berstatus bekerja. Menjadi guru,
dokter, dan sektor profesi lain baik formal maupun informal dilakoni oleh
Perempuan Indonesia, ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan rumah tangga,
tetapi juga turut menggerakkan roda perekonomian bangsa. Fakta juga
menunjukkan, bahwa sebagian Perempuan Indonesia ini juga berhasil menduduki
jabatan-jabatan penting di sektor pemerintahan, mengambil peran strategis dalam
arah pengambilan kebijakan negara. Hal ini tercermin pada data yang ditunjukkan
oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 2015, sebanyak 29,50 persen
perempuan yang menjadi pejabat struktural. Dalam dunia politik, sekitar 17
persen anggota dewan diisi oleh perempuan.
Peran
Perempuan Indonesia di masa kini ini
juga tercermin pada perannya di sektor
perekonomian. Data dari Survei Industri Mikro Kecil (IMK) BPS tahun 2015
menunjukkan bahwa sebanyak 41,99 persen pengusaha Industri Kecil dan Menengah
adalah perempuan. Secara rinci, pelaku usaha perempuan ini terlihat pada
industri berskala mikro yaitu industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang. Perempuan
juga banyak terserap pada sektor jasa-jasa.
Perempuan Indonesia, Melanjutkan Estafet Cita-cita
Satu dari
dua orang Perempuan Indonesia berstatus kawin berani menanggung resiko
menghadapi peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga (BPS, Sakernas
Februari 2016). Hal ini tentu dengan beragam alasan dan latar belakang. Peran
ganda yang dilakoni oleh seorang perempuan, menjadi seorang ibu dan aktif
terjun dalam ranah publik, tidaklah mudah. Menjaga keseimbangan antara
keduanya, membutuhkan kepiawaian tersendiri meskipun seorang perempuan dikenal
sebagai makhluk multi talenta.
Ini
adalah tantangan yang harus dihadapi oleh Perempuan Indonesia Masa Kini.
Bagaimana melanjutkan estafet cita-cita menjadi ‘Ibu Bangsa’, melahirkan
generasi bangsa yang berkualitas, menciptakan lingkungan pendidikan yang baik,
mencerdaskan, membangun akhlak mulia, mendidik anak-anak dengan tauladan,
melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berkarakter sekaligus memberi
sumbangsih pembangunan bangsa, berkumpul dengan masyarakatnya, turut memberi
sumbangsih untuk lingkungannya, sadar dan aktif terlibat dalam isu-isu strategis.
Betapa
besar dan mulia hakikat kehadiran seorang perempuan. Seperti pesan dari RA
Kartini, “Berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan, dan dari sinilah
peradaban bangsa dimulai.” Perempuan Indonesia harus maju dan terus berjuang demi
melanjutkan tonggak estafet cita-cita ini.
Selamat
Hari Ibu, untuk Perempuan-perempuan Tanguh Indonesia!.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
1 komentar
Though, it may sound very strange, but, I didn't know about the existence of this day, until I have found this post. Now, I will definitely remember it.
ReplyDelete