Bismillahirrahmanirrahim.
Komunikasi adalah hal utama dalam sebuah interaksi, utamanya dalam sebuah hubungan suami-isteri. Saya selalu memastikan memiliki 'me time' yang cukup agar saya tetap bisa berada dalam frekuensi 'normal' dan 'waras'. :). Me time yang benar-benar saya banget, bersenang-senang dengan diri saya sendiri, dan melakukan apa yang ingin dan senang saya lakukan. Suami saya selalu memastikan saya punya ruang yang cukup untuk mengeksplorasi diri saya sendiri dan memiliki dunia saya sendiri. Saat energi jiwa saya sudah cukup terkuras habis, dan mendekati level kejenuhan atau kebosanan, ia selalu mengatakan,
"Istirahat dulu. Lakukan apa pun yang kamu sukai". Itu tanda waktu 'me time' tiba. :).
Menulis adalah salah satu 'me time' yang paling saya sukai. Murah meriah yak? :).
Begitu pun saya terhadap suami. Saya selalu memastikan beliau memiliki waktu yang cukup dengan 'me time' nya, tanpa harus ada saya, tanpa gangguan dan mendukungnya sepenuhnya.
Selain 'me time' , dalam sebuah keluarga juga membutuhkan 'family time', waktu bersama keluarga yang benar-benar berkualitas. Kebersamaan bersama anak-anak di rumah, menjalin kedekatan dan komunikasi antar anggota keluarga.
Selain keduanya, ini yang juga dibutuhkan oleh pasangan suami-isteri. :). Waktu berdua!. Waktu yang benar-benar hanya untuk berdua saja. Tidak sekedar kedekatan fisik belaka. Karena seperti kita ketahui, meski raga bersama, satu atap, satu kamar, tetapi kesibukan bekerja, kesibukan mengurus anak-anak, kesibukan dengan aktivitas rumah tangga dan luar seringkali menjauhkan hati dan jiwa. Kesibukan telah demikian menguras waktu untuk bicara dari hati ke hati. Sehingga kedekatan fisik hanya menghadirkan sebuah hubungan yang hambar, tak ada rasa dan hanya sekedar. Daaaaaan, jika dibiarkan hal ini dapat menjadi pemicu permasalahan komunikasi di kemudian hari.
Baca juga: Menjalin Komunikasi Efektif Bersama Pasangan
Karena cinta itu perlu diupayakan, perlu dipupuk, dipelihara agar tetap bersemi indah, maka luangkanlah waktu bagi suami-isteri untuk memiliki waktu berdua. Berdua saja. Saya menyebutnya dengan waktu untuk Bulan Madu. :). Waktu untuk merayakan cinta, menjalin kedekatan dan memupuk kembali perasaan.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan. Saya ingat, Bapak dan Ibu saya seringkali mengisi waktu berduanya, dengan duduk-duduk di sore hari di taman bunga atau berbincang hingga hampir pagi, saya tahu karena sering mendengar tawa mesra mereka yang begitu bahagia. Saya juga sudah terbiasa, mendapati mereka saling kejar mengejar di rumah, berlomba saling menggelitiki atau sekedar bercanda mengundang tawa. Hal-hal sederhana yang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan menjalin kedekatan jiwa. Sebagaimana halnya anak yang memiliki kebutuhan untuk dibelai, dipeluk, didengarkan, diajak bermain, diajak bercanda, diajak jalan-jalan. Suami isteri juga harus saling memenuhi hak-hak pasangan untuk mendapatkan semua kebutuhan emosionalnya. Bulan madu dan romantisme semestinya bukan hanya sesaat setelah menikah saja, tetapi setiap saat jika bisa. :)
Cara lainnya adalah dengan melakukan perjalanan, berdua. Ini juga perlu. Berwisata selain dapat menghilangkan penat dan menghibur diri, juga sangat efektif untuk menciptakan suasana romantisme berdua. Beri kesempatan untuk kembali bersama-sama merayakan cinta dan menikmati perjalanan yang akan terasa menyenangkan, berkesan, dalam, deep, tidak terlupakan, berdua saja.
Berbicara tentang jalan-jalan berdua, jujur saja, kami tidak pernah punya waktu khusus atau yang direncanakan, seperti seseorang yang saya kenal, yang punya rencana beberapa bulan sekali tour ke luar negeri bersama pasangannya. Biasanya kami baru bisa jalan-jalan, wisata berdua, by accident, lebih karena urusan perjalanan dinas bersama. Alhamdulillah, #BerkahPNS :).
Begitupun, dengan perjalanan Bulan Madu ke Tangkuban Parahu kali ini, yang kebetulan pas berbarengan dengan hari anniversary. Jadi bawaan suasananya, agak-agak gimana gitu ya, seneng-seneng bahagia.
Saya juga awalnya agak ragu, maju-mundur cantik, untuk menuliskan wisata ke Tangkuban Perahu ini setelah melihat hasil foto, lah ini kenapa foto-fotonya dokumentasi pribadi semua? foto berdua semua? :D :D, saking menikmati sekali dengan perjalanannya, dan terbawa suasana romantisnya. :p.
(Tapi, masih mendinglah ya, dibandingkan wisata berdua ke Jogja, yang gak bisa berbagi banyak, jangankan foto tempat wisata, sepulangnya dari sana, hp saya rusak dan tak tertolong. :D).
Baca juga: Gara-gara Jogja
Sepanjang perjalanan menuju Tangkuban Parahu, hawa-hawa romantis sudah terasa, dingin, pemandangan pegunungan yang sejuk, dan hamparan perkebunan teh di kanan-kiri jalan. :).
Ini perjalanan yang benar-benar saya nikmati, sampai saya lupa mengingat nama-nama tempat dan memotret. Juga banyak hal yang saya gak sadari, tetiba aja sampai di tempat areal masuk, lalu bus bayar parkir. Dan yang saya ingat, mulai banyak penjaja topi, selendang dan masker. Kata penjualnya, nanti di atas hawanya akan sangat dingin. Saya awalnya belum paham benar maksud di atas ini di mana, setelah diminta membayar karcis naik dan turun, saya baru tahu, kalau kawah gunung bukan berada di areal tempat kami pertama kali masuk. Di sini, kita akan dikenai biaya parkir dan membayar tiket masuk. Kemudian setelahnya, kita akan naik ke kawah menggunakan angkutan yang sudah disediakan, dengan menunjukkan karcis yang sudah dibeli, Rp 3.500 untuk sekali perjalanan.
Setelah sampai di bagian kawah, hawanya memang bertambah dingin, dan bau belerang. Ya iyalah ya..:D.
FYI, kalau ke sini emang kudu pakai pakaian lengkap yang rada tebelan karena sebenarnya selendang atau topi yang dijajain gak begitu membantu sih ya, tapi kita-kita (rombongan, yah saya mesti inget ini perjalanan wisata by accident, :D ) rata-rata pada beli, karena saking kuatnya magnet penjual, pinter banget dia mah ngejualinnya, akhirnya kepake buat gegayaan di foto, biar makin dramatis berasa dinginnya minus sekian derajat celcius gitulah :D.
Nah, setelah ngambil foto-foto bareng, kami mulai mencar-mencar, dan dikasih waktu sekitar satu jaman, lalu ngaret pada gak balik-balik di jam yang ditentukan :p . Cukup bangetlah ya, buat ngerayain anniversary berdua saja. Ini tempat yang cocok buat merayakan bulan madu, dingin-dingin romantis. :).
Sambil keliling memandang kawah, mencoba sensasi menaiki kuda juga bisa dicoba. Ada biaya tambahan untuk ini, dan jangan khawatir, karena kudanya jinak dan dipegangi oleh yang punya. Kita tinggal naik saja. Saya fikir tadinya naik kuda ini bakal mudah saja, demi melihat anak-anak yang tertawa-tawa bahagia naik kuda. Tapi setelah mencobanya sendiri, saya gugup, gemetar, dan takut, haha...ternyata agak serem juga. Kalah sama anak-anak :D.
Puas jalan-jalan menikmati suasana kawah, di sepanjang kawasan, di sisi jalan juga banyak penjual aksesoris, mulai dari pakaian, kerajinan tangan, mainan dan makanan. Bagi yang senang berbelanja dan membeli oleh-oleh khas, bisa puas keliling, karena pilihannya banyaaaak sekali. Tapi saya tidak begitu konsen buat beli-beli, semacam gak fokus gitu. Karena fokusnya cuma sama si dia, :D
Demikianlah cerita perjalanan kali ini. Bisa menikmati suasana kawah pegunungan menjadi sebuah pengalaman berkesan dan tak terlupakan. :)
###
Untuk perjalanan merayakan cinta, Tangkuban Parahu yang berjarak sekitar 20 km dari Kota Bandung ini bisa menjadi tempat pilihan wisata yang boleh dicoba.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
12 komentar
Asiknya yang bulan madu lagi... ada dinas apa nih? Ikutan SKHPN kah?
ReplyDeletejalan2 waktu Diklatpim kemarin, lumayan 1,5'bulan di Jakarta..:)
Deleteasyik banget ya yang bisa jalan-jalan ke tempat indah kayak gitu, semoga suatu saat bisa deh sama istri refreshing....
ReplyDeleteSemoga ya Pak. Bisa sering-sering refreshing.
DeleteAh, adem banget baca intronya. Jadi kangen misua deh *ups
ReplyDeleteLangsung peluk, langsung peluk, ;)
DeleteBaca ini jadi kepancing bikin romantisan.. Btw Desember sd Januari nanti bisa nih family trip ke Tangkubang Perahu karena liburan sekolah. tapi akhir tahun gitu pasti rameee ebanget disana ya?
ReplyDeleteFamily trip ke sini oke juga Mbak. Nah, cuma gak tahu Mbak soal ramenya. Pas saya ke sini di luar bulan libur saja ruameee bangeeet. :). Ayoklah bikin romantisan.:)
DeleteNuriiiiiiiin.. aku yang orang bandungnya malah belum pernah ke sini.. Udah minta sama suami..belum diajak mulu niiih.. Bingung mo nitipin bocah dimane..hehehe..
ReplyDeleteAnak-anak dibawa aja atuh Neng, :D. Semoga liburan kapan-kapan bisa jenjalan kemari ya. :)
DeleteAamiin..mudah2an ada kesempatan buat kesana.. Kalo pulkam bentar bentaran mulu.. Dan udah ada jadwal yg laen.. Kayaknya musti dijadwalin nih jenjalan kemari nye..hehehe..
ReplyDeleteWah udah lama gak ke tangkuban perahu, jadi inget dulu. apa masih bisa rebus telur di kawahnya?
ReplyDelete