Review
Bismillahirrohmanirrohim,
Hari ini saya tidak kemana-mana. Ceritanya, saya sedang ingin istirahat, badan sedang tidak enak, bawaan pengen tiduran aja. Hihi :). Tapi akhirnya, pada jarum jam ke delapan, saya bangun juga, kelaparan. :p. Untuk Kak (suami saya) dan Fifi, roti dan teh sudah cukup untuk sarapan, tapi saya tidak bisa sarapan roti -udikan akut soalnya..:p-. Sebenarnya, hari ini sudah dapat izin dari Kak untuk istirahat saja, gak usah riweuh di dapur, nanti beli makan jadi aja, tapi rasanya kok gak enak, libur-libur begini gak masak, :).
Begitu tengok kulkas, ealah... Kulkas bersih, gak ada isi apa-apa, sisa tomat 1 biji, lombok merah besar 3 biji sama cabe rawit -udah lama gak nyetok bahan sejak lampu byar pet-, ini kulkas juga baru hitungan hari mulai diaktifkan kembali.
Bismillahirrohmanirrohim,
Di tempat saya, Tideng Pale (ibu kota Tana Tidung, Kalimantan Utara), seringkali ide memasak baru tercetus setelah datang ke pasar. Maklum, sebagai Kabupaten yang baru berkembang, belum semua kebutuhan tersedia dengan mudah di sini. Kadang pengen bikin ini, bikin itu, eh bahan-bahannya ternyata tidak ada. Jadi sore ini, sepulang kantor saya langsung meluncur ke pasar, mencari ide. :).
Senja mulai bertandang,
Nisa yang sedari tadi bolak-balik mengambil jemuran di belakang, tak dapat
menyembunyikan keresahannya. Apa kata Mas Joko barusan? Mencarikan asisten
rumah tangga? Nisa mengambil segelas minuman dingin di kulkas, mencoba
menenangkan perasaan.
“Hah, aku gak lagi
bermimpi kan?”, bangun Nisa, bangun, Nisa mencubit lengannya beberapa kali,
aih, ini jelas bukan mimpi. Aaaaa… senangnya, Nisa senyum-senyum sendiri,
“akhirnya Mas Joko sadar
juga betapa menderitanya aku selama ini, ihihi”, uhuk, Nisa tersedak,
“aduh, aduh, tapi
gimana ya, kalau ada orang lain di rumah, kan jadi gak leluasa mau
ngapa-ngapain, gak leluasa juga kalau lagi pengen dandan ala-ala cat woman gitu loh”, pikiran Nisa
mendadak kalut.
Mencintai selalu butuh konsekuensi, pembuktian. Seseorang yang mencintai Tuhannya, membuktikannya dengan kedekatannya kepada Tuhan, kepemilikannya, harapannya, dan keinginannya ia gantungkan hanya kepada-Nya saja. Seorang pencinta buku, membuktikan cintanya dengan kepemilikannya terhadap buku.
Tidaklah seorang pencinta bunga dikatakan pencinta bunga jika ia tidak memiliki bunga, tidaklah seorang pencinta kucing dikatakan pencinta kucing jika ia tidak memelihara kucing. Seorang pencinta selalu dekat dengan apa yang ia cintai. Sebab cinta menumbuhkan beribu keinginan untuk memiliki. Cinta itu, pada dasarnya memiliki.
-Istikmalia-
Bismillahirrohmanirrohim,
Beberapa hari yang lalu, di timeline FB saya berseliweran dengan sebuah status yang di share banyak orang. Isi statusnya membahas tentang Long Distance Marriage (LDR), menurut sang pembuat status, sebenarnya apapun persoalannya (sekolah lagi, pekerjaan atau apapun) semuanya bisa disiasati tanpa harus memilih hubungan jarak jauh. Saya sependapat dengan status ini, secara saya termasuk orang yang tidak tahan jika harus lama-lama berpisah dengan kekasih hati, #tsah, seminggu saja rasanya sudah sangat tersiksa #apa sih, :). Karenanya waktu saya bertemu seorang sahabat lama, saya katakan padanya,