Buah Lapiu |
Musim buah di Kalimantan -khususnya Kalimantan Utara- mulai berakhir. Dan, saya baru kepikiran untuk menuliskan buah-buah aneh khas hutan Kalimantan ini sekarang. Aaaaaa... sudah lewat keuleuuss...:). Banyak beungeud buah-buah yang aneh (dan bakalan jarang di temui kecuali dari hutan Kalimantan). Ada buah lai, yang penampakannya mirip durian, tapi tekstur dagingnya lebih keras, aromanya juga tidak sekuat durian. Warnanya dagingnya lebih ke kuning agak orange. Ada juga buah durian merah, mirip durian tapi dagingnya berwarna merah terang. Ada buah maritam, yang mana waktu pertama kali saya melihatnya, agak-agak gak berminat gitu karena warnanya yang kurang menggoda, buahnya persis sama dengan rambutan, bedanya kulit buahnya warnya hitam pekat, kulitnya juga agak lebih kaku dan keras. Ada lagi buah Mata Kucing, mirip buah kelengkeng. Ada buah kapul yang mirip manggis, buah rambai yang mirip buah duku, pokoknya serba mirip-miripan. Dan, sayang sekali saya tidak kepikiran sama sekali untuk mengabadikan gambarnya. :)
Beruntung, masih ada satu jenis buah-buahan, yang menurut saya lebih tepat jika masuk keluarga polong-polongan. Namanya buah lapiu. Err... saya kurang tahu ejaan lapiu ini sudah benar atau belum. Saya coba googling dengan berbagai ejaan buah -love you-lophyou-lophiew- siapa tahu sudah ada yang pernah mereview buah ini, tapi hasilnya nihil -ihiiy berarti buah-buah ini benar-benar langka-. Jadi pakai ejaan yang indonesia sajalah, sebutan yang biasa dipakai masyarakat sini. Mereka biasa menyebutnya lapiu, sekilas terdengar seperti ejaan inggris love you. Buah ini amat jarang saya temui saat saya tinggal di Kalimantan Timur. Tapi semenjak di Utara, buah ini serasa tidak asing (baru dua kali saya temui). Ada yang bilang, ini memang buah khas daerah Utara Kalimantan, dinamakan lapiu katanya sih karena bentuknya yang mirip love, jadi mungkin maksudnya love you, itu kata penjualnya. Ini buah lima tahunan (jadi amat langka saudara-saudara....) buah musiman pilpres #ups :). Gak juga sih ya, kebetulan saja, pas lagi rame-ramenya pilpres nih buah lagi musim, jadi saya bisa dengan mudah mengingat kapan buah ini akan muncul lagi. Selama bertugas kurang lebih enam tahun di daerah utara, saya juga baru dua kali ketemu buah ini. Di tahun pertama dan tahun 2014 ini. Langkanya buah ini konon katanya karena buah ini tidak dipanen seperti buah-buahan yang lain, tapi ditunggu sampai jatuh sendiri (mirip dengan durian), tanamannya merambat. Buah ini harganya mahaaaaaalll, satu kilo waktu awal muncul dibandrol seharga Rp 150.000, rasanya gurih-gurih nagih gitu, lebih mirip biji nangka rebus atau biji cempedak rebus. Jadi waktu masih mahal-mahalnya saya belum pengen beli. Nah, di akhir-akhir, harganya turun menjadi 40 - 50 rb per kilo. Langsung aja beli tanpa mikir. :).
Sebelum disantap, buah ini mesti direbus dulu, agak lama, sekira satu jam sampai lebih, (dicampur garam atau kalau suka manis bisa juga gula) sampai isi dagingnya yang berwarna putih kekuningan itu lembek, dan enak dimakan. Rasanya gurih-gurih nagih. Karena isinya kecil, sekali telan, jadi bikin ketagihan.
Nah, masyarakat Tidung dan Dayak di tempat saya hobi sekali makan buah ini ditemani teh hangat di sore hari. Kapan-kapan bolehlah mencoba kalau ke daerah Utara, dan kalau sedang musim buahnya. :)
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
34 komentar
Wah, beneran baru denger nama buah ini, pdhl dlu saya besar di Pontianak, apalagi harus direbus dlu ya mak
ReplyDeleteMudah2an ada kesempatan makan buah ini ;)
dtg aja mba di thn 2019 nanti ke kaltara. insya allah pnjang umur mba akan merasa buah ini.
Delete2019 masih lama ya Mbak :)
Delete@Esti Sulistyawan: iya Mak, waktu saya di Balikpapan juga belon pernah nemuin nih buah. Kata orang, memang cuma ada di Utara a.k.a Kalimantan Utara, itupun denger2 daerah Malinau, dan Tana Tidung tempat saya tinggal ini aja. Tapi dulu waktu di Bulungan ketemu juga ni buah.. ^^
ReplyDeletehutan Kalimantan memang kaya ya..
ReplyDeleteaku belum pernah tahu buah ini mbaa, di pasar deket rumah kok ngga ada ya, apa cuma ada di kalimantan sonoh yak?
ReplyDelete@Haya Nufus:iya Mbak..
ReplyDelete@Rahmi Aziza:aduhai Mak, iya sepertinya memang langka dan hanya ada di hutan Kalimantan. :)
ReplyDeletebaru tahu buahnya, tapi gak aneh ya kalimantan kan luas dengan keanekaragaman hayati yang banyak, pastilah tanaman buahnya juga banyak.tapi yang harus dilakukan mungkin melestarikan agar gak punah, seperti di jawa buah maja sudah jarang ditemukan
ReplyDeletekira-kira kalo ditanam di daerah Jawa Timur bakalan hidup apa nggak ya nih pohonnya,,,??
ReplyDeletebuah ini tidak bisa di tanam mba, apa lg di pulau jawa. ini cma bisa tumbuh dgn sendiri nya di kalimantan utara.
DeleteMerambat kayak kacang gitu kah?
ReplyDeleteKalsel ada gak ya?
nama buahnya belum pernah denger...
ReplyDeletekirain jengkol :D wah sayang jauh jadinya ga bisa icip2 mba
ReplyDeletebaru tau ada buah ini...
ReplyDeleteiya bener klo sekilas dliat mirip jengkol :D
Saya pikir ini jengkol waktu pertama liat gambarnya. Lapiu baru denger mbak :p
ReplyDelete@Tira Soekardi:iya benar Mamah Tira, :). Dan yang aneh2 ini adanya di hutan, jadi cara yang paling baik untuk menjaganya adalah dengan turut melestarikan hutan.
ReplyDelete@Dwiex'z Someo:nah itu,, saya juga kurang tahu Mbak..
ReplyDelete@Ario dwi prabowo: merambat di pohon-pohon besar gitu, jadi gak bisa dengan mudah di ambil.
ReplyDelete@Adi Pradana:iya, sekarang jadi sudah denger ya...
ReplyDelete@Yudy Ananda:iya,,:D
ReplyDelete@Nathalia Diana Pitaloka:Iya Mbak... :)
ReplyDelete@Arifah Abdul Majid: iya Mbak, sekarang jadi tahu kan...:)
ReplyDeletewah, baru saja beberapa minggu yang lalu ke kalimantan.
ReplyDeletetapi kok agak sulit ya menemukan buah-buahan khas seperti itu~ :)
ini hanya ada di kalimantan utara mas bro. bkn di kalimantan timur. hehehe
DeleteSaya baru tau ada buah ini mbak. Padahal lahir dan besar di Kalsel, trus abis nikah hijrah ke Kaltim. Kalau Lai, rambai, dll tau dunk saya.
ReplyDeleteKalau di Kalsel Lai itu disebut Pampakin :D
@gungrangga:Kalimantan mana dulu? kalau daerah kota agak sulit mendapatkan.
ReplyDelete@Hairi Yanti: iya Mbak Yanti, saya juga baru tahu pas di Utara... :)
ReplyDeleteBener sekali kata teman-teman diatas itu, Bunda juga mau mengatakan bahwa ini adalah si Jengki a.k.a. jengkol yang banyak digemari tapi orang malu mengatakannya, hehe... Namun setelah membaca bahwa batangnya merambat, waaah, ini betul buah langka lapiu dari Kal-Ut dan bukan si Jengki itu. Kalau lagi musim mau donk dikirimin plus ongkir, hihihi....
ReplyDeletebuah paling enak enak yang pernah kumakan :D
ReplyDeletebuah ini kalau di tanam tidak dpt tumbuh, karena ia bisa hidup dgn sendiri nya di hutan khususnya kalimantan utara. saya sendiri suka mencari buah ini saat musimnya telah berbuah, dan ini paling bnyak di kab. tana tidung yaitu di kampung saya. yang blm penah mencoba nya silahkn aja dtg ke kaltara tapi pada thn 2019 dan tidak akan menyesal memakan nya. maka nya buah ini langka krna dalm 5 tahun baru berbuah kmbali.
ReplyDeleteAh Mbak Idah, sangat membantu sekali, terimakasih telah membantu jawab ya. :)
DeleteJadi penasaran. Kira-kira sama gak ya dengan buah berangan yang banyak dijual di Malaysia? Tadi sih sempat membandingkan gambarnya kok rada mirip. Tapi gak tahu lah.....
ReplyDeleteYa Mbak, nanti kalau ada lagi coba saya share ya inshaAllah, siapa tahu sama, kita kan tetanggaan :D
Delete