Cinta

-126- #DearDaughter: Tiket Surga Bunda!

Friday, September 20, 2013



Kehadiranmu mengusik hatiku, 

kala pepohonan meranggas meninggalkan putik,

kelap malam tanpa gumintang tanggalkan bintang-bintang,

dataran kering kerontang tanpa jejak air hujan


Tawamu menggelitik risauku,

saat senyuman menjadi segetir asin lautan

simpul pipi tersembunyi di balik buntalan jeruji

buncah bahagia retak dalam satu dasawarsa masa


Bismillahirrohmanirrohim,
#DearDaughter, Fifi, itu penggalan puisi yang Bunda buat ketika kehadiranmu datang di tengah-tengah kehidupan Ayah dan Bunda. Anugerah yang tak terkira, luar biasa bahagianya. Karena itu, entah mengapa, puisi itu tak pernah bisa Bunda selesaikan. Seperti halnya, puisi juga surat yang Bunda buat untuk Ayah, entah mengapa tak juga kunjung selesai, mungkin karena harapan Bunda akan kebersamaan kita (yang semoga) tidak segera berkesudahan, sehingga tetap akan ada waktu, bagi kita, untuk bercengkerama, saling merajut kata, dan terus belajar, untuk mengeja, kata cinta.

Nak, jika kelak, engkau telah dapat membaca, Bunda ingin engkau turut membaca tulisan ini. Merasakan getaran Bunda saat menyentuh tangan mungilmu yang hangat. Menyaksikan senyumanmu yang mengembang, berlari, memanggil nama "Bunda...", itu hal yang sangat membahagiakan. Seperti halnya, saat Bunda menatap mentari dan berharap akan ada hari yang lebih cerah, hari yang lebih menjanjikan, dan hari yang lebih indah. Begitupun, saat menatapmu di setiap pagi, Bunda selalu berharap akan ada masa depan yang lebih cerah, yang lebih menjanjikan dan lebih indah.

"Fi, mau jadi apa nanti kalau sudah besar?"
"Jadi seperti Hafizhoh kan, tinggi?",  jawaban kekanak-kanakanmu, baru-baru ini, membuat Bunda tertawa. Ternyata, doa yang Bunda sematkan di setiap kali Bunda mampu membelaimu, di setiap kesempatan bersama lantunan sholawat yang sudah engkau hafalkan lafalnya, mengingatkanmu akan nama seorang kawan mainmu, yang telah tumbuh lebih tinggi darimu.

"Jadi pecinta Al-Quran ya Nak,,, jadi Hafidzoh...", itu harapan Bunda Nak, yang Bunda sematkan padamu. Lucunya, wajahmu, tiba-tiba berubah seolah menjadi seorang dewasa, berwajah serius, kemudian mengangguk,,
"Iya Bunda...",
"Nanti, doakan Bunda dan Ayah ya Nak..."
"Iya Bunda..."
Jadi pecinta Al-Quran ya Nak!,  itu harapan terbesar Bunda. Melebihi harapan apapun yang bisa engkau torehkan untuk Bunda. Di setiap pergantian waktu, engkau tumbuh. Kelak, akan ada waktu dimana Bunda tidak bisa menemanimu setiap saat, membuatkan segelas susu hangat di sore hari, memberimu selimut menjelang tidurmu, membacakanmu cerita, memelukmu di saat sedih, membersihkan lukamu di saat engkau jatuh, mendengarkan celotehan ceritamu, menjadi sahabat terbaik di dalam hidupmu. Di saat itulah, mungkin Bunda tidak akan bisa meninggalkan sesuatu yang berharga, yang dapat menentramkan jiwamu, selain Al-Quran. Jika engkau mencintainya, engkau akan selamat. Jika engkau mencintainya, maka engkau pasti akan terus berusaha menggenggamnya, mempelajarinya, mengamalkannya, menjadikannya separuh bagian dari hidupmu. Menjadikannya cita-cita terbesarmu, menjadikannya sebagai visi dan misi hidupmu. Menjadikannya sebagai jalan untuk mengenal penciptamu, mengenal Allah, mencintai Tuhanmu. 

Doakan Bunda dan Ayah ya Nak!, sebab doamu adalah jaminan saat Ayah dan Bunda telah tiada. Sebuah doa dari mulut seorang puteri Sholehah Bunda, kelak akan menjadi tiket surga untuk Bunda dan Ayah.

#DearDaughter: Fifi,
Seringkali dalam setiap perenungan, Bunda merenungkan tentang apa yang telah Bunda beri kepadamu Nak. Mohon maafkan Bunda, yang kadangkala menemanimu dengan sisa-sisa guratan lelah, yang belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Bunda juga sedang belajar Nak, bagaimana menjadi madrasah buatmu.

"Ya Alloh, jadikanlah kami, anak-anak kami, dan penerus kami, sebagai bagian dari orang-orang yang mencintai Al-Quran. Amin Ya Robbal Alamin..."



#DearDaughter: Frilidiya Ayu Astari, Tiket Surga Bunda!
Dari Bundamu, yang mencintaimu, :) 



 _________________________________________________________________________



Tulisan #DearDaughter ini saya buat untuk proyek Kumpulan Emak2 Blogger.  Menerima tongkat estafet dari Mak Novi Mudhakir.
Selanjutnya, dengan sangat ringan hati, saya serahkan tongkat estafet ke Mak Octaviani  :)



You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



2 komentar