Credit |
Masih ku ingat, saat
pertama kali bertemu Mira, gadis berjilbab merah muda di sudut teras masjid
kampusku. Matanya dan mataku, bersitatap tanpa disengaja. Hari itu, untuk
pertamakalinya aku merasakan sebuah desiran lain dihatiku, aku menikmati
tatapannya yang hangat. Hari itu, untuk pertamakalinya juga aku bisa melihat
sosok selain Neng Zakiyah. Neng Zakiyah, gadis yang namanya telah tersimpan
lama di hatiku, teman masa kecilku, putri Kiai Anshori, tempat dimana aku
pernah menimba ilmu.
“Menikahlah
denganku, Mira…”.
Suatu senja di sudut teras masjid, di tempat yang sama saat pertama kali kami bertemu, aku memberanikan diri melamar Mira. Mira yang kala itu bersama seorang teman perempuannya, terus menunduk dan diam.
Suatu senja di sudut teras masjid, di tempat yang sama saat pertama kali kami bertemu, aku memberanikan diri melamar Mira. Mira yang kala itu bersama seorang teman perempuannya, terus menunduk dan diam.