Bismillahirrohmanirrohim,
Melanjutkan postingan sebelumnya.
Setiap ingin menulis, selain writer'sblock, seringkali saya menunda melakukannya karena memikirkan banyak hal, seperti, apakah tulisan saya sudah cukup berguna atau hanya sekedar sampah? atau jangan-jangan saya menuliskan sesuatu yang saya pun belum dapat melakukannya, jangan-jangan kaburo maqtan. Atau, tulisan saya hanya berisi sesumbar tidak penting, penuh pamer tentang kesuksesan yang mana pembaca belum tentu suka, atau lebih dari itu, pembaca tidak mendapat manfaat apa-apa kecuali deheman panjang "oooh...". Atau kadangkala saya juga memikirkan tentang niat dibalik menulis, tetapi lebih sering, saya selalu menunggu menulis di saat kondisi hati dan fikiran saya sedang baik.
Akhir-akhir ini saya juga lebih banyak mengingat batas kehidupan. Ya, saya jadi lebih sering memikirkan tentang kematian. Saya memang bukan tipe orang yang 'gila' akan perayaan untuk memperingati hari lahir, tetapi semakin mendekati pengulangan hari lahir, saya jadi semakin banyak berfikir tentang banyak hal, terutama tentang apa saja yang sudah saya perbuat dalam hidup ini. Saya juga mulai berfikir tentang ketenaran. Baru sekedar melintas di benak saja, sepertinya ketenaran itu perlu. Tenar dan menjadi dikenal karena kebaikannya, kenapa perlu? karena saya ingin disholatkan banyak orang, kalau saya bukan siapa-siapa -apalagi tidak dikenal karena kebaikannya-, siapa yang mau menyolatkan? mungkin hanya tetangga-tetangga dekat dan kerabat. Karena itu, saya jadi lebih banyak merenung dan berfikir, untuk dapat semakin banyak berbuat kebaikan, menjadi pribadi bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan setiap waktu sisa usia yang ada.
Akhir-akhir ini saya juga lebih banyak mengingat batas kehidupan. Ya, saya jadi lebih sering memikirkan tentang kematian. Saya memang bukan tipe orang yang 'gila' akan perayaan untuk memperingati hari lahir, tetapi semakin mendekati pengulangan hari lahir, saya jadi semakin banyak berfikir tentang banyak hal, terutama tentang apa saja yang sudah saya perbuat dalam hidup ini. Saya juga mulai berfikir tentang ketenaran. Baru sekedar melintas di benak saja, sepertinya ketenaran itu perlu. Tenar dan menjadi dikenal karena kebaikannya, kenapa perlu? karena saya ingin disholatkan banyak orang, kalau saya bukan siapa-siapa -apalagi tidak dikenal karena kebaikannya-, siapa yang mau menyolatkan? mungkin hanya tetangga-tetangga dekat dan kerabat. Karena itu, saya jadi lebih banyak merenung dan berfikir, untuk dapat semakin banyak berbuat kebaikan, menjadi pribadi bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan setiap waktu sisa usia yang ada.
Openingnya jadi panjang, :). Tulisan ini sudah saya posting seminggu yang lalu, entah mengapa saat di publish, tulisannya jadi berantakan. Alhamdulillah hari ini, sudah bisa normal kembali.
Seperti saya, yang seringkali menunda menulis karena terlalu banyak berfikir tentang ini, itu, -sebenarnya tidak salah juga-, penundaan dengan segudang alasan untuk memulai menghafal Al-Quran juga kerap kali terjadi. Entah itu, karena kurangnya semangat, lingkungan yang tidak mendukung, atau hanya karena malas memulai. Penundaan -dalam hal apapun- selalu berisiko terhadap kegagalan sebuah usaha, termasuk usaha kita dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Quran.
Baiklah, melanjutkan Bab 4 yang lalu, tentang sebab-sebab yang memudahkan hafalan Al-Quran.
Seperti saya, yang seringkali menunda menulis karena terlalu banyak berfikir tentang ini, itu, -sebenarnya tidak salah juga-, penundaan dengan segudang alasan untuk memulai menghafal Al-Quran juga kerap kali terjadi. Entah itu, karena kurangnya semangat, lingkungan yang tidak mendukung, atau hanya karena malas memulai. Penundaan -dalam hal apapun- selalu berisiko terhadap kegagalan sebuah usaha, termasuk usaha kita dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Quran.
Baiklah, melanjutkan Bab 4 yang lalu, tentang sebab-sebab yang memudahkan hafalan Al-Quran.
7. Berhati-hatilah dari perasaan riya', sum'ah dan bisikan-bisikan syeithan
Salah satu sebab yang memudahkan kita menghafal Al-Quran adalah mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah SWT, dan berhati-hati terhadap perasaan riya' (perasaan ingin dipuji orang) dan sum'ah (memperdengarkan kebaikan kepada orang lain). Berhati-hatilah dari perasaan ingin disebut sebagai seorang Qori' atau seorang pengajar atau hendak mencari kehidupan dunia. Tetapi kemudian, yang patut diwaspadai adalah bisikan syeithan yang pada akhirnya membuat kita menunda sebuah usaha baik ini, yakni menghafalkan Al-Quran, seperti halnya:
- Menakut-nakuti akan perasan riya' dan sum'ah
Syeithan seringkali menakut-nakuti dengan perasaan riya' dan sum'ah, bukan karena hendak mengingatkan agar kita memperbaiki niat dan mengikhlaskan niat semata karena Allah, tetapi ia hendak menjauhkan kita dari aktifitas menghafal Al-Quran.
- Menakut-nakuti akan sulitnya menghafal Al-Quran
Ini juga hal yang seringkali menimpa kita. Merasa kesulitan saat memulai menghafal, merasa kepayahan saat sedang menjalani prosesnya, dan merasa kesulitan saat menjaganya. Tetapi, sesungguhnya, Allah telah menjawab semuanya itu dalam Al-Quran suroh Al-Qomar 17, 22, 32
"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan? maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"
- Membisikkan bahwa tidak ada metode yang baik untuk menghafalkan Al-Quran
Termasuk membisikkan bahwa kita tidak akan pernah mampu menghafalkan Al-Quran, kita tidak memiliki cukup waktu entah karena kesibukan, atau kegiatan-kegiatan yang melalaikan. Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan saat hal demikian menimpa kita? tetaplah bersungguh-sungguh untuk meluruskan niat agar amal yang kita lakukan semata karena Allah SWT, teruslah berusaha meneruskan hafalan Al-Quran dan tidak berhenti serta berlindung kepada Allah dari bisikan syeithan yang terkutuk (baik itu syeithan berwujud manusia ataupun jin).
Kemudian, cobalah tanyakan kepada diri sendiri,
"Berapa banyak malam yang telah kita habiskan untuk bekerja keras sekalipun harus begadang?"
"Berapa tahun yang telah kita sia-siakan untuk permainan dan pembicaraan yang tidak berguna, bukankah Allah akan memperhitungkannya?"
"Berapa tahun telah berlalu dalam hidup kita? berapa tahun lagi sisa umur kita?"
Demikianlah, waktu cepat berlalu dan pergi tak kembali, maka manfaatkanlah untuk hal yang paling disyariatkan dalam hidup kita, yakni menghafal Al-Quran!.
8. Menghafal Al-Quran dari mushaf satu cetakan
9. Tidak menunda-nunda waktu (At-Taswif) untuk memulai menghafalSaya memiliki banyak kawan-kawan yang mengeluhkan waktu mereka untuk menghafal. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan bahwa waktu yang mereka miliki amatlah sedikit dan tidak mencukupi untuk menghafalkan Al-Quran. Dalam hal ini, barangkali yang dapat saya bagikan disini adalah:
- Janganlah sekali-kali menggunakan waktu sisa untuk Al-Quran. Sebab, jika demikian yang tersisa hanyalah lelah. Karena itu, utamakanlah waktu untuk Al-Quran saat kondisi kita masih dalam keadaan prima, baik itu jasad, fikiran, dan hati. Letakkan waktu untuk Al-Quran di waktu-waktu istimewa. Misalnya saja, di pagi hari setelah sholat subuh, atau saat sholat tahajud. Sore hari misalnya, setelah istirahat siang, atau sehabis maghrib.
- Jangan tunda waktu untuk Al-Quran. Dengan alasan apapun, usahakan dengan maksimal kita tidak menyia-nyiakan waktu saat tiba waktunya bersama Al-Quran.
- Milikilah niat dan tekad yang kuat serta niat yang ikhlas untuk terus istiqomah bersama Al-Quran. Ingatlah bahwa setiap sesuatu yang mulia, sesuatu yang besar tidaklah dapat diraih dengan pengorbanan yang kecil.
10. Memperhatikan ayat-ayat yang memiliki kesamaan lafadzBahasan tentang ini dibahas di bab lima, dan saya mungkin akan melewatkannya untuk langsung membagikan isi dari bab yang terpenting dalam buku ini, yakni di bab 6.11. Membantu menguatkan hafalan dengan sholatBab 6. Metode Menghafal Al-Quran
Banyak cara dalam menghafal Al-Quran, diantara itu, sebaiknya ambillah satu cara dan tidak berganti-ganti metode setiapkali mengalami kesulitan tanpa bersabar sedikitpun. Dan, di dalam buku ini memberikan salah satu cara dari sekian cara yang ada untuk menghafalkan Al-Quran yang kesemuanya akan lebih mudah dengan bantuan tabel hafalan dan murojaah.
- Mulailah dengan memperbaiki bacaan Al-Quran terlebih dahulu
- Sebelum menghafal satu halaman Al-Quran, hendaknya didahului dengan mengulang (murojaah) harian sebanyak empat halaman sebelumnya, dan begitu seterusnya. Teknik menghafalkan satu hari satu halaman adalah dengan membagi satu halaman menjadi tiga atau empat bagian. Mulailah menghafal pada bagian pertama dengan membacanya langsung dengan melihat mushaf lalu mengulang bacaannya sebanyak 5 kali (minimal), setelah kira-kira mulai tergambarkan, mulailah membaca tanpa melihat mushaf, ulangi sebanyak 5 kali (minimal). Setiap berhenti karena lupa pada suatu ayat, mulailah membuka mushaf kembali, kemudian ulangi membaca tanpa melihat mushaf. Ulangi untuk bagian kedua dengan cara yang sama. Setelah itu, cobalah menggabungkan bagian pertama dengan bagian kedua, dihafalkan dan diulangi hingga benar-benar diluar kepala. Lakukan hal yang sama sampai keseluruhan satu halaman penuh dapat dihafal dengan sempurna (tanpa kesalahan). Cara menghafal ini dapat digabungkan dengan menuliskan ayat yang hendak dihafal, disesuaikan dengan letak yang tertera pada mushaf, hal ini akan memudahkan penggambaran ayat dalam mushaf. Setelah selesai dihafalkan, dilanjutkan dengan tasmi' (memperdengarkan/setor) seluruh hafalan kepada orang lain (guru/pembimbing).
- Buatlah waktu untuk mengulang semua hafalan dalam satu pekanan dan satu bulanan.
- Sediakan waktu dan tempat yang tepat
- Tulislah ayat yang hendak dihafal sebanyak lima kali
- Tulislah halaman yang ingin dihafalkan
- Mengulang-ngulang hafalan, setiap ayat sebanyak 25 kali. Sebagian para ulama' ada yang mengulang-ngulang satu permasalahan sebanyak 100 kali, diantara mereka juga ada yang mengulang-ngulangnya sampai 400 kali, sehingga ilmu yang didapatnya seolah-olah berada diantara kedua matanya (benar-benar memahaminya)
Metode di dalam buku ini, sangat baik jika dikombinasikan dengan tabel bantu hafalan dan murojaah yang terletak pada bab terakhir, bab 8 di dalam buku ini. Oleh karena itu, saya tetap menyarankan agar sebaiknya anda memiliki buku ini, sehingga dapat memudahkan untuk mempraktekkan metode yang ada di dalam buku ini.Nasihat-nasihat penting:
- Milikilah teman yang hafal Al-Quran
- Milikilah seorang guru/syeikh yang ahli tajwid
- Mengikuti halaqoh-halaqoh (perkumpulan) Al-Quran
- Menjauhkan diri sesegera mungkin dari teman-teman yang hanya akan menjauhkan kita dari Al-Quran. Pilihlah teman yang baik, yang selalu bisa membantu anda menghafal Al-Quran. Jauhilah bersahabat dengan orang-orang yang gagal dan pemalas. Karena sesungguhnya mereka ini akan menghentikan anda dari menghafalkan Al-Quran pada suatu hari.
- Menjaga pandangan dan pendengaran
- Memperbanyak sholat-sholat sunnah dengan membaca hafalan Al-Quran
- Mengajarkan menghafal Al-Quran kepada orang lain
- Mintalah selalu pertolongan kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya
- Jangan bertanya, "kapan saya bisa menyelesaikan hafalan Al-Quran?", tetapi bertanyalah, "kapan saya menyelesaikan hafalan harian yang telah saya rencanakan?"
- Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal
- Jangan lalai dari tujuan anda walaupun sebentar bahkan pada jam-jam istirajat atau ketika sedang makan. Hendaknya anda selalu bersama Al-Quran. Akal dan pikiran selalu memikirkan rencana untuk target selanjutnya. Hendaknya benak anda senantiasa tersibukkan untuk selalu mencari cara dan metode baru untuk menghafal. Jika anda melakukan itu, niscaya Allah akan menolong dan mengaruniakan hafalan yang kuat kepada anda, dengan daya dan kekuatannya.
- Ketahuilah, bahwa waktu tidak beranak-pinak, tidak memanjang, tidak berhenti dan tidak pula kembali ke belakang. Tetapi, ia selalu maju, maka manfaatkanlah sebaik mungkin!.
- Sebaiknya tidak memulai menghafal saat kondisi bada sedang kelelahan, atau kondisi mental sedang tidak stabil seperti ketika sedang marah atau merasa sangat sedih!.
- Biasakanlah mendengarkan bacaan Al-Quran
- Tidak memulai hafalan baru, kecuali benar-benar telah menghafal hafalan sebelumnya.
Wallohu a'lam bish showab.
Semoga bermanfaat,,, Semoga sebagian isi dari buku yang sangat besar manfaatnya ini, dapat juga memberikan manfaat kepada yang membaca. Tetapi, saya tetap berharap anda dapat menemukan buku ini, dan memilikinya, lalu mempraktikkannya, sehingga kita semua dapat mendapatkan kemuliaan tertinggi bersama Al-Quran. Amin...
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
6 komentar
menghafal al-qur'an harus menjaga kebersihan hati, tatkala sudah hafal namun sangat susah untuk menjaganya..smoga kita dipermdah aamin, salam kenal mba :)
ReplyDelete@meutia rahmah Iya Mbak, menjaga hatinya itu.... (luar biasa perjuangannya)... Amin...amin...amin... salam kenal kembali Mbak...:)
ReplyDeleteSubhanallah.. Semoga bisa mengamalkan ini semua, aamiin
ReplyDelete@Ria Hidayah amin.. amin ya mujibassailin... doa kita semua ya Mbak...
ReplyDeleteTulisan mbak ini banyak manfaatnya kok buat banyak orang, menurut pendapat saya sih.
ReplyDelete@D3W4 V1 Amin... semoga benar-benar bermanfaat...:)
ReplyDelete