Tarian Massal Pada Pembukaan Pekan Budaya Birau, 2012 |
Penari dengan pakaian adat suku Dayak |
Meski harus kembali menelan kenyataan pahit,
kehilangan momen untuk menonton hingar bingar pembukaan Birau 2012, saya masih
sempat memberikan wasiat pada sahabat hidup terbaik saya,
“To…long… Kak, bawalah kamera ini, tolong foto dan rekamkan acara di sana ya…” , mirip adegan di sinetron saat sang pemeran utama yang baik hati sedang di ujung maut. Tidak … tidak … jangan terlalu dihayati, tentu saja tidak sedramatis itu.
“To…long… Kak, bawalah kamera ini, tolong foto dan rekamkan acara di sana ya…” , mirip adegan di sinetron saat sang pemeran utama yang baik hati sedang di ujung maut. Tidak … tidak … jangan terlalu dihayati, tentu saja tidak sedramatis itu.
Pada pembukaan Birau, selalu ada pagelaran Tarian
Massal yang dibawakan oleh 450 penari, pertunjukan seni budaya ini dimaksudkan
untuk memperlihatkan kesatuan masyarakat Kabupaten Bulungan dari berbagai
etnis. Hal ini terlihat dari pakaian yang dikenakan oleh para penari yang
mencirikan masing-masing etnis yang kini mendiami Kabupaten Bulungan. Seperti
halnya Pakaian berwarna kuning yang mencirikan suku Bulungan, kalau pakaian
seperti gambar di atas tentu saja pakaian adat Dayak, pakaian adat Tidung,
Bugis, Jawa, Cina serta berbagai pakaian adat suku lainnya. Disamping itu, tarian
yang dibawakan biasanya tidak hanya satu, melainkan tarian perpaduan dari
berbagai etnis.
Birau sendiri adalah sebuah kata dalam bahasa suku Bulungan
yang artinya, pesta besar (agung). Sebuah tradisi (pesta adat) yang dulunya
biasa dilakukan oleh Sultan Bulungan secara turun-temurun. Birau
diselenggarakan pada saat perkawinan putera-puteri Sultan, khatam Al Qur’an,
sunatan, naik ayun/injak tanah, dan teristimewa saat penobatan sultan. Birau
sudah menjadi salah satu upacara adat di kalangan Kesultanan Bulungan,
sekaligus sebagai sarana partisipasi dan hiburan bagi rakyat. Namun kini, Birau
menjadi perayaan melembaga
karena dipadukan
dengan perayaan hari jadi Kota Tanjung Selor, bulan Oktober tahun 1790, dan
hari jadi Kabupaten Bulungan yang jatuh pada 12 Oktober 1960. Birau saat ini
merupakan pekan Budaya, Seni dan Olahraga.
Suguhan tari kreasi daerah |
Di hari ketiga
pelaksanaan Birau, 12 Oktober 2012, tepat di hari Jumat ini, Alhamdulillah
sayapun berkesempatan melihat-lihat keramaian Birau yang bertempat di Lapangan Agathis,
tidak jauh dari Kantor. Pagi ini kami menyaksikan lomba Tari Kreasi Daerah Pesisir, Pedalaman tingkat SD sampai SLTA. Tari-tarian
ini biasanya diiringi dengan musik dari Sampe’, alat musik tradisional khas
Kalimantan. Tapi, untuk perlombaan seperti ini, tidak lagi menggunakan Sampe’,
namun menggunakan musik rekaman. Bunyi musik yang mengiringi tarian dari satu
kelompok penari ke kelompok lainnya kedengarannya hampir sama dan seirama. Jadi,
menonton suguhan tarian ini seperti menonton hal yang sama berulang-ulang,
hanya beda penari saja. Untuk orang awam seperti saya, sepertinya apa yang saya
tonton dari awal hingga empat grup penari, rasanya hampir sama saja, tidak ada
bedanya.
Tampak seorang penari laki-laki menggigit Mandau, |
Pada pembukaan
Birau lalu, juga disuguhkan Pergelaran Sampe’ Massal yang dimainkan 222 pemain
sampe’, pergelaran ini sekaligus memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI)
Kategori Pemain sampe’ terbanyak.
Sampe’ adalah alat musik
khas dari suku dayak. Cara
memainkan alat musik ini sama dengan memainkan sebuah gitar, yakni dengan cara dipetik. Sampe’ berbentuk kotak yang terdiri dari beberapa senar, hampir mirip
seperti gitar yang dipadukan dengan ornamen khas dayak.
Salah satu peserta lomba perahu |
Hal menarik lainnya adalah menyaksikan Parade Lomba Perahu atau yang disebut ‘Alut Pasa Pabeka Tawai Uyan’ di
hamparan Sungai Kayan. Sekedar untuk diketahui, Sungai Kayan adalah sungai
terpanjang kedua di Provinsi Kalimantan Timur setelah Sungai Mahakam. Sungai
Kayan memiliki panjang mencapai 640 Km, sedangkan Sungai Mahakam panjangnya
mencapai 920 Km.
Keriuhan Sungai Kayan menjelang senja |
Selain itu, menjelang pelaksanaan Birau, di
Sungai Kayan ini juga diadakan upacara adat yakni Upacara Biduk Bebandung.
Biduk Bebandung atau "Perahu
Kembar Tiga" adalah perahu unik mirip pendopo terapung adalah perahu yang dibuat
dalam menyambut tamu kehormatan Kesultanan Bulungan. Kehadiran Biduk Bebandung
kini hanya bisa disaksikan melalui Pesta Budaya Birau. Biduk Bebandung akan membawa Bupati, ketua DPRD serta
unsur pimpinan Muspida yang lain bersama tokoh masyarakat dan tokoh adat akan
melayari kawasan Sungai Kayan disertai pembacaan doa tolak bala demi kemakmuran
kabupaten Bulungan.
Perlombaan Meniup Sumpit |
Saya menyebut
ini lomba panahan, sebab aturan permainannya
yang mirip sekali dengan memanah. Setiap peserta harus memasukkan anak sumpit ke
dalam sumpit yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 sampai 2 meter lalu meniupnya dengan
sekuat tenaga sampai mengenai sasaran panah. Jarak antara tempat meniup Sumpit
dan sasarannya kurang lebih 20-30 meteran. Jadi, bayangkan saja, berapa
kekuatan tiup yang harus dihasilkan masing-masing peserta. Hebatnya lagi,
pesertanya tidak hanya dari kaum laki-laki saja, kaum ibu-ibu juga ada.
Sumpit adalah senjata tradisional khas Kalimantan ataupun Melayu. Kehebatan dari alat tradisional ini adalah keakurasian jarak tiup hingga 200 meter.
Salah satu pintu masuk menuju Birau Expo 2012 |
Selain semua
suguhan budaya tadi, disini juga ada Birau Expo 2012. Pameran di dalamnya
sangat beragam. Mulai dari pameran kerajinan, pameran sejarah, pameran dari
setiap SKPD, sampai pameran kuliner. Datang di Birau Expo ini dapat mempersingkat
waktu mengenali keragaman budaya dan eksotisme Kabupaten Bulungan. Selain
menyegarkan mata, disini kita bisa membawa pulang banyak pernak-pernik,
oleh-oleh khas Bulungan ataupun Kalimantan sembari menyantap hidangan kuliner.
Menyenangkan bukan?
Lanjut membaca cerita ini, di sini
Lanjut membaca cerita ini, di sini
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
2 komentar
Seru banget kayaknya...
ReplyDeleteKalo di kabupatenku jarang ada festival. Tapi, kalo ada orang nikah, biasanya ada hiburan tari daerah dan yang nari anak2. Sayangnya acara hiburannya malem, jadi males nonton :D
@Millati Indah hooh Mil, seru banget, tapi sayang gak nonton langsung, :). Hiburan malamnya juga ada Mil, tapi aku juga gak nonton yang malam
ReplyDelete