Tidak terasa ya, bulan penuh kebaikan ini segera berlalu. Tahun ini, adalah Ramadhan yang paling bisa saya nikmati dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak pusing, tidak merasa dikejar-kejar pekerjaan yang menumpuk (walaupun kenyataannya pekerjaan di kantor masih banyak menumpuk…. ^^..) dan tidak terburu oleh jadwal pulang kampung. Pelan-pelan, saya belajar menjalankan setiap pekerjaan dengan nikmat, dan tentunya, menjalankan puasa ini juga dengan nikmat. Jika semua sesuai rencana, mungkin di waktu ini saya dan husbiy sudah bersiap-siap terbang ke Balikpapan, menghadiri undangan reuni Pelajar Islam Indonesia (PII) Balikpapan, melanjutkan perjalanan ke Kendari (saya membayangkan bisa jalan-jalan ke Kendari Beach, menikmati jagung bakar enak yang sulit saya dapatkan di bulungan, kota ibadah tercinta ini…^_^), kemudian berkunjung ke Banggai Sulawesi Tengah, pulang lewat Surabaya, menyempatkan silaturrohim dengan keluarga, guru dan teman-teman. Tapi tampaknya, kami lebih memilih konsentrasi menghabiskan 10 malam terakhir disini saja, merasakan lebaran di benuo orang, barangkali lebih asyik….
Saoedara-saoedara,
Di dalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa ra’jat Indonesia di Soerabaja
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,
Pemoeda-pemoeda dari seluruh Soematera,
Pemoeda Atjeh, Pemoeda Tapanoeli & Seloeroeh Pemoeda Indonesia jang ada di Surabaja ini,
…………
Dan Oentoek kita, Saodara-saoedara, lebih baik kita hantjoer lebour daripada tidak merdeka
Sembojan kita tetap: MERDEKA ataoe MATI
……….
Allohu Akbar…! Allohu Akbar….! Allohu Akbar…..!
MERDEKA!!!
(Orasi Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 yang menjadi cikal bakal pertempuran 10 November di Surabaya melawan Penjajahan Inggris)
Quran
-11- Mau Sukarela Masuk Neraka atau Dipaksa Masuk Surga?
Thursday, September 29, 2011 Beri komentarSungai Kayan, Bulungan |
Banyak yang bertanya pada saya tentang motivasi. Apa yang harus saya bangun agar saya punya motivasi menghafal alquran? Maka saya balikkan pertanyaan itu, kurang apa Alloh memberi motivasi kepada kita? Alloh berikan kemuliaan tertinggi bagi penghafal quran, Alloh jadikan kedudukannya bersama malaikat yang mulia lagi taat, Alloh jaga hati dan dadanya ketika di dunia, alloh lekatkan predikat padanya “Manusia Pilihan” Ahlul Quran Ahlulloh, penghafal quran adalah sebaik-baik manusia, siapa yang dekat/bersama dengan Quran maka ia adalah keluarganya Alloh, alquran memberikan janji pahala yang melimpah, Alloh hadiahkan mahkota indah pada kedua orangtuanya ketika di akhirat, hadiah terbaik dan paling berharga bagi anak untuk kedua orang tuanya.
Saya begitu sibuk, saya merasa tidak sempat, tidak mampu, apa yang harus saya lakukan?....
Saya pun dulu berfikiran demikian, saya berfikir mampukah saya, dengan kondisi saya seperti ini untuk menghafalkan Alquran? Namun ternyata, Alloh memudahkan saya menghafalnya di tengah-tengah kesibukan kuliah saya. Saya tetap beraktifitas seperti biasa, saya kuliah di pagi hari, mengajar di sore hari dan saya bisa menambah hafalan 1 hari I lembar. Sungguh, janji Alloh itu pasti, Alloh memudahkan Alquran untuk siapa saja yang mau membacanya, menghafalnya, mengkajinya dan mengamalkannya. Alquran sama sekali tidak mengganggu aktivitas saya, Alquran justru hanya mengganggu waktu melamun saya, waktu menonton saya, waktu ngobrol saya dan waktu untuk hal yang sia-sia dan tidak berguna.
Suatu hari, yang tidak pernah disangkanya, ia mendapati sang kekasih hidupnya kehilangan penglihatannya. Saya memang tidak terlalu mengenalnya, malam itu adalah malam pertama saya bertemu dengannya. Itupun hanya karena saya memarkir motor saya, tepat disamping motornya. Tepat pukul sebelas malam, masih sendirian karena ditinggal suami, saya baru saja mengikuti sebuah seminar keluarga, dan tak sengaja melihat seorang ummahat membopoh suaminya menuju tempat parkir. Setelah saya perhatikan lebih dekat, ternyata suaminya buta. Saya bertahmid dalam hati, subhanalloh, tidak disangka, ternyata sang istri yang kemudian membonceng sang suami, dan tidak tanggung-tanggung, jarak rumah mereka hampir 20 kali lipat jarak rumah saya yang hanya berjarak 500 meter dari tempat acara.
“Rin, aku sudah tawarkan mas Rizqi
untuk menikah lagi...”
Mbak Husna (sebut saja demikian),
siang itu menghubungi saya dengan nada serius. Saya baru mengenalnya, belum
lama ketika sampai di kota ini, di Tanjung Selor Kota Ibadah, Kabupaten
Bulungan. Sudah hampir lebih dari 10 tahun pernikahan, mbak Husna dan suaminya
belum dikaruniai anak.
“terus, gimana tanggapan dari mas
Rizqi mbak?”,
“mas Rizqi gak mau. Padahal
sayangkan, aku sudah ngasih lampu hijau...”
Seorang Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Bulungan Saat Menghadapi Rintangan |
“Jangan jadi Jago Kandang
Yang beraninya cuma di kandang!
Semua hal bergerak dan berubah setiap hari.
Seorang jago kandang tak akan pernah berubah
Karena ia cuma berani pada hal-hal tetap
Keluarlah dari kotak dan tinjulah congkaknya dunia dengan keberanianmu (B. Trim)”
Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Subhanalloh, hebat ya? Namun apa yang terjadi jika ia dicebloskan ke dalam sebuah kotak korek api kosong kemudian kita biarkan selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berfikir, “sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya seperti ini .” kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benarkan? Kemampuan saya memang seperti ini, inilah saya!”. Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti ini hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Banyak orang bertanya, pada saya terutama, bagaimana bisa melakukan hal-hal yang begitu luar biasa, tentu saja di mata mereka. Seperti halnya, berinteraksi dengan alquran, mampu membacanya dengan tajwid yang sempurna, menghafalnya sampai di luar kepala, memaknainya meskipun dengan terbata, lalu mengamalkannya.
Quran
-5- __Ternyata Kehidupan itu Abadi, Live is No Limit__
Thursday, September 08, 2011 Beri komentar
Dalam pengantar pelajaran kalkulus, hal pertama yang saya dapatkan tentang bilangan adalah bahwa setiap bilangan mempunyai dua akar kuadrat. Misalnya saja, dua akar kuadrat dari 4 adalah -2 dan 2; dua akar kuadrat dari 9 adalah -3 dan 3. Saya cukup setuju dengan teorema ini sebagaimana juga Rene Descartes penemu Geometri Koordinat yang menyimpulkan bahwa matematika adalah sarana pengembangan kebenaran di segala bidang. Bukan karena saya menggemari La Geometri karya matematikawan satu ini. Tapi lihatlah, penemu-penemu teorema sepertihalnya Descartes, Kepler, Pascal, Newton bahkan Bernoulli sekalipun sesungguhnya hanyalah peniru dari sang Pencipta. Ya, semua teori yang sulit dimengerti itu tak ayal hanyalah pemikiran atas apa yang dilihat , dirasakan dan dipikirkan. Semua sudah tersedia. Tuhan yang menciptakan manusia sudah sejak lama mengajarkannya. Pertama, dengan menciptakan manusia menjadi 2 jenis, laki-laki lantas perempuan. Kedua, Ia ciptakan bumi berputar atas dua waktu, siang dan malam. Selanjutnya, Ia juga menciptakan manusia dengan dua mata, dua telinga, dua tangan dan dua kaki, semuanya kiri dan kanan. Ada langit, lalu ada pula bumi. Lalu, kemudian manusia mengilhaminya hingga menciptakan banyak cabang ilmu baru termasuk pelajaran kuadrat tadi. Maka, sekarang saya mulai paham mengapa dalam Alquran, Alloh seolah menantang manusia untuk selalu belajar dengan berfikir “faqul afala ta’qilun?“ maka apakah kalian tidak berfikir?”.
“Alloh Robb-ku, aku tidak menginginkan selain-Nya
Apakah dalam wujud ini ada hakekat selain Dia
Burung Bertasbih kepada-Nya, sementara binatang liar mengagungkan-Nya
Ombak membesarkan-Nya, dan hiu bermunajat kepada-Nya
Semut di bawah karang yang bisu mensucikan-Nya
Sementara lebah mengucapkan tahmid di sarangnya
Sementara manusia bermaksiat kepada-Nya, tapi dia menutup (aib) mereka
Dan hamba lupa, namun Alloh tak pernah melupakan-nya.”
(syair Imam Syafii).
Darul Quran (Episode:1)
Mengingat namanya, mengingatkan saya dengan Midpoint, menurut saya Midpoint adalah gagasan yang benar-benar brilian. Membacanya, sekali lagi juga mengingatkan saya kepada nama sebuah yayasan yang mungkin sudah lama ada sebelum saya memikirkannya, atau kebetulan sama karena saya baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Tapi yang pasti, Darul Quran adalah cita-cita saya sejak dulu, yang semenjak 7 bulan lalu berubah menjadi cita-cita kami, cita-cita saya dan kak. Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus tentang ‘Darul Quran’, namanya menjadi istimewa karena saya telah meleburkan setiap satu abjadnya ke dalam fikiran alam bawah sadar saya, dan saya akan mewujudkannya ke dalam bentuk yang benar-benar nyata suatu hari. Darul Quran sendiri adalah sebuah konsep membentuk lingkungan Qurani yang bersumber dari ‘rumah’.
Mengingat namanya, mengingatkan saya dengan Midpoint, menurut saya Midpoint adalah gagasan yang benar-benar brilian. Membacanya, sekali lagi juga mengingatkan saya kepada nama sebuah yayasan yang mungkin sudah lama ada sebelum saya memikirkannya, atau kebetulan sama karena saya baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Tapi yang pasti, Darul Quran adalah cita-cita saya sejak dulu, yang semenjak 7 bulan lalu berubah menjadi cita-cita kami, cita-cita saya dan kak. Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus tentang ‘Darul Quran’, namanya menjadi istimewa karena saya telah meleburkan setiap satu abjadnya ke dalam fikiran alam bawah sadar saya, dan saya akan mewujudkannya ke dalam bentuk yang benar-benar nyata suatu hari. Darul Quran sendiri adalah sebuah konsep membentuk lingkungan Qurani yang bersumber dari ‘rumah’.
-Sebuah Prolog-
Bismillahirrohmanirrohim. Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirobbil alamin, syukur alhamdulillah, sebuah keinginan yang lama terpendam sejak lama, akhirnya tertunaikan.
Semi perdebatan via sms, berakhir dengan pernyataan seruan untuk bertaubat dari suami sahabat saya (saya dan istrinya bersahabat) sejak lama, dan seruan untuk tidak lagi berhubungan dengan istrinya yang saya maknai sebagai pemutusan silaturrohim.
Kejadian ini bermula, ketika saya memberikan informasi sebuah majalah edisi khusus tentang pendidikan yang memuat profil puluhan sekolah dan pesantren berkualitas di Indonesia. Mulai dari Darul Ulum Jombang, Isy Karimah Solo, Insan Cendekia Gorontalo, sampai madrasah tertua di Bukit Tinggi, semua berjumlah 31. Saya fikir, informasi seperti ini sangatlah langka dan sangat membantu daripada harus keliling Indonesia dengan biaya dan waktu yang tidak cukup satu hari. Kebetulan, sahabat saya itu meminta saya memberikan informasi tersebut ke no yang tidak saya kenal (yang kemudian saya ketahui itu nomor suaminya). Qodarulloh, sudah takdir Alloh, tidak semua niat baik berbuah manis. Saya diminta untuk tidak lagi sms/telpon/berhubungan dengan sahabat baik saya itu. Beliau tidak ingin saya kemudian meracuni pemikiran istrinya dengan pemikiran dari Manhaj Dakwah yang saya ikuti, apalagi memberikan informasi tentang majalah-majalah yang menurutnya lagi tidak bersesuaian dengannya. Masyaalloh, sayapun tidak habis fikir, kenapa begitu antipati terhadap sesama muslim hanya karena perbedaan pandang. Dan lagi, sayapun tidak habis fikir, majalah yang saya tawarkan itupun sesungguhnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Manhaj Dakwah yang saya ikuti (yang menurutnya salah), majalah itu bahkan memiliki pemikiran sesuai dengan Manhajnya sendiri, dan lagi….saya hanya memberikan informasi, bentuk dan isi majalahnya saja belum dilihat, belum dibaca, belum ditelaah… hanya karena seorang saya yang lemah yang memberikan informasi tersebut, lantas beliau menutup semua kemungkinan kebaikan yang bisa saja datang dari siapapun.