Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
-----
Aaaaaak, pasti ingetkan salah satu penggalan puisi di atas? :)
Itu salah satu penggalan puisi yang mengingatkan saya akan pantai.
PANTAI
Sudah lama sekali sejak terakhir kali saya menyusuri pantai di Balikpapan Bulan Juni lalu #baru selang satu bulan sih ya :D. Tapi sudah rindu saja, pengen melepas penat dan berteriak kencang di pantai.
Daaan, pada kunjungan saya di Kendari di bulan Juli lalu untuk kali yang kesekian ini, saya baru sadar kalau kota ini, menjanjikan surga buat pencinta pantai macam saya. Rasanya, tak ada apa-apanya tiket pesawat pulang pergi yang hampir setara gaji. Lain kali, sesekali sepertinya kami perlu mencoba penerbangan dengan Garuda Indonesia dengan niat yang benar-benar untuk berwisata, menjelajah Pesona Indonesia di Kota Kendari ini.
Ada banyak pilihan pulau-pulau yang menawarkan pantai-pantai cantik nan eksotis yang dapat menjadi destinasi pilihan. Senangnya lagi, ada banyak juga pantai di daratan yang tak kalah memukaunya. Rasanya, jika bisa, setiap hari bawaannya pengen jalan-jalan mulu, jelajah pantai.
Tapi mengingat, menimbang, dan memutuskan bahwa tujuan utama saya datang bukan jalan-jalan -dan bahkan saya tidak sempat silaturrahim ke banyak teman :(- Maka kali ini saya pupuskan sementara waktu keinginan untuk jelajah pulau dengan pantai-pantai indahnya.
Dan, untuk menggantinya, saya menerima saran dengan lapang dada, :D untuk berwisata di pantai terdekat yang tak kalah indah -katanya-, dengan jarak yang dekat dengan kota.
PANTAI TORONIPA
Saat mengetahui jaraknya yang begitu dekat, sekitar 30 menit dari Kota Lama Kendari, mulanya saya agak ragu akan mendapatkan pemandangan seperti yang saya harapkan. Sama ragunya, ketika dalam perjalanan menuju Toronipa, kami -saya dan rombongan keluarga besar- melewati desa Bokori #ini pulau yang sangat saya idam-idamkan. Dari daratan desa Bokori, pulau Bokori terlihat sangat jelas dan terpampang nyata, gradasi airnya saja sudah cantik sekali. Dan terlihat sekali, lalu lintas wisatawan menuju ke sana cukup padat.
Beruntung, dalam perjalanan kami hari itu, hujan turun dengan sangat deras, deras sekali.
Dan kami, komat kamit di dalam, melakukan rapat dadakan,
"Jadi bagaimana, Bokori atau lanjutkan?"
Bokori atau tidak, Bokori atau tidak.
Dan, akhirnya, mobilpun menepi, salah satu diantara kami menerjang hujan menuju dermaga penyeberangan menuju Pulau Bokori untuk menanyakan harga sewa kapal.
Taraaaa... Hasilnya... KAMI BERSEPAKAT BULAT TETAP MENUJU TORONIPA. Sesuai rencana semula #hujan yang cukup deras agak merisaukan, mengingat pulau Bokori pulau yang tak berpenghuni, agak khawatir kalau-kalau hujan tidak reda juga dan terjadi apa-apa di sana.
Yeeeeeyy..:)
Alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga di Toronipa. Pantai yang terletak di ujung timur teluk Kendari yang berada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Suasana di dalam areal wisata |
Kami tiba pukul 10 pagi, suasana masih begitu sepi, sementara hujan sudah cukup agak mereda. Di depan pintu gerbang, ada logo Pesona Indonesia, #dan jujur, itu sangat melegakan, setidaknya saya tahu, ini beneran tempat wisata yang direkomendasikan :).
Saung pilihan kami. Ini foto saat hujan deras melanda |
Harga karcis masuk untuk satu mobil 30.000 sudah termasuk penumpang. Saya segera mengalihkan perhatian pada hamparan pasir putih bersih sepanjang garis pantai dan gradasi warna biru laut yang terlihat sangat jernih dan cantik. Sirna sudah keraguan saya. Pantainya bersih, air lautnya jernih, tidak berlumpur, gradasinya cantik. Ini pantai idaman. Tidak kalah indah dibandingkan Pulau Bokori yang masih terpampang nyata di hadapan. :D.
Memasuki areal Toronipa, pengunjung akan disuguhkan banyak pilihan saung yang dapat disewa seharga Rp 50.000. Kami pun memilih salah satu saung mendekati ujung, dan mendapatkan pilihan spot terbaik.
Mendekati siang, hujan juga tidak segera berhenti. Jangan ditanya bagaimana dinginnya, dingin sekali, menggigil. Perut juga sudah terasa lapar. Sambil menunggu dan membantu ibu yang sedang menyiapkan makanan -baik sekali ibu. Padahal sudah saya sarankan tidak perlu repot bawa peralatan dapur dan masak-memasak, cukup jalan-jalan saja. Tapi beliau tetap dengan ringan hati "sudah-sudah kalian mandi-mandi saja, biar saya nanti yang masakkan". :). Kami membeli jajanan yang banyak dibawa ibu-ibu di keranjang. Sate pokea dan gogos. Sate pokea ini adalah sate kerang dengan bumbu kacang. Bumbunya yang enak dan meresap ini membuat sate ini terasa nikmat, ditambah gogos yang dijual panas-panas, rasanya nikmat sekali. #maaf, lupa memotret penampakan makanannya. :)
Lupa memotret pokea dan gogos. Jadi agar tidak kehilangan momen, es krim yang terakhir kali saya makan saat anak-anak ini juga harus diabadikan :) |
Tidak ingat pula mengabadikan hasil masakan, Saking laparnya. :D Begitu ingat, sudah tinggal belulang. :D |
Tidak lama, setelah makan siang berakhir, hujan reda. Dan tidak lama, selepas dhuhur. Air laut surut. Pemandangan berganti. Sungguh saya tidak percaya ini. Ombak menggulung-gulung yang sangar tadi pagi berganti menjadi air laut kehijauan yang jernih tenang dan landai. Tenaaaaang sekali. Pantai berubah menjadi kolam raksasa yang memukau. Di waktu ini, pengunjung sudah semakin ramai. Kami pun beramai-ramai berenang ke tengah. Ini untuk pertamakalinya, saya bisa berjalan kaki -karena kedalaman hanya sebatas pinggang orang dewasa- jauh ke tengah tanpa khawatir sapuan ombak dan tanpa khawatir tertusuk duri atau benda laut asing, bagian bawah pantai adalah pasir yang bersih. Bahkan untuk ukuran anak-anak, tidak membahayakan. Pantai ini landai. Dan saya tanpa terasa, telah berjalan hampir satu kilo menuju tengah.
Pantai yang mulai landai |
Di tengah-tengah ini, banyak yang menggunakan kesempatan untuk bermain bola atau sekedar berengkerama dengan ban besar. Kabarnya, kelandaian pantai ini berjarak 4 km jauhnya, tapi saya tidak berani mencoba sejauh itu. Agak horor buat saya melihat jarak yang cukup jauh dari bibir pantai. Selain tidak lama setelahnya, saya merasa mual dan pusing -akibat terlalu lama berendam di laut- maka saya putuskan untuk pulang dan beristirahat di saung terlebih dahulu #lagi-lagi dengan berjalan kaki :). Sementara yang lainnya -termasuk Fifi, masih bersemangat dan berteriak-teriak menikmati air laut. Saya sudah K-O duluan.
Para pencari pokea |
Di saat air surut inilah, saya dapat menyaksikan karang yang tadi tertutupi air laut. Dan tiba-tiba saja mulai banyak penduduk setempat yang datang, mencari hewan laut. Sepertinya itu siput atau kerang yang nantinya dijadikan pokea.
Selain karang, beberapa hewan yang hidup di karang juga terlihat sangat jelas. Ada beberapa karang berbentuk unik dan sempat saya abadikan. Dan banyak sekali rumput laut di pinggiran pantai yang berpasir. Beberapa pengunjung nampak mengumpulkan rumput laut, saya tidak tahu untuk apa. Mungkin ada gunanya. Dan, sebagian lagi mengumpulkan rumah-rumah siput dan kerang yang cantik-cantik.
Salah satu karang berbentuk unik. |
Tips ketika ingin ke Toronipa:
1. Sebaiknya membawa pakaian ganti, sayang sekali kalau ke tempat secantik ini tapi tidak mencoba berenang atau mandi-mandi.
2. Datang sebelum siang agar dapat merasakan suasana sekaligus sensasi saat air pasang dan surut.
3. Membawa bekal, uang dan peralatan berenang secukupnya. Toronipa sangat cocok sebagai tempat bakar-bakar atau memasak sendiri dengan peralatan yang dibawa dari rumah.
4. Selain menawarkan jasa sewa ban, ada juga banana boat dan jenis perahu lain yang mengajak berkeliling areal pantai dengan harga Rp.35.000 per kepala.
5. Sewa mobil dari Kota Lama PP Rp 200.000. Jika dari Kota Kendari bisa jadi lebih.
6. Ada banyak tempat sampah yang disediakan di dekat saung. Agar kebersihan pantai ini tetap terjaga, buanglah sampah pada tempatnya.
7. Tips terakhir: karena pantai ini terletak di ujung timur, maka bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengunjunginya sebelum matahari terbit. Pasti akan indah sekali. :)
Saat hendak meninggalkan Toronipa, banyak sekali wisatawan yang nampaknya belum beranjak pulang, mereka menunggui matahari terbenam. Dan pemandangan senja tentu menjadi pemandangan indah yang layak untuk ditunggu. Toronipa sangat indah.
Semoga dapat berkunjung kembali, dan menjelajah pantai-pantai indah di Kendari. Semoga. Amin. :)
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
18 komentar
Huwaaa, memang indah banget pantai-pantainya Mba.
ReplyDeleteSayang jauuuuhnya.
Ini belum yang di pulau-pulaunya Mbak. Lebih eksotis lagi..:)
DeleteWah.. Saya belum pernah mandi di pantai euy..ke pantai paling cuma jalan2 di bibir pantai dan foto2. Hihihi...
ReplyDeletePantainya indaaah...
Yah Mbak Yanti, sayang bangetlah kalau ke pantai gak basah2an. :)
ReplyDeleteIndonesia terkenal dgn pantai2nya yg indah dan eksotis. Liburan saya pun tak jauh2 pasti ke pantai :)
ReplyDeleteBener banget itu Maaak.:)
DeleteWah indah banget pantainya. Masih bersih dan gak rame :D
ReplyDeleteYaaah kebetulan banget pas dateng pas sepi pengunjung :D
DeletePantai di Indonesia Timur memang bersih2 ya mba. Kece banget. Jaid pengen ke sini ya :)
ReplyDeleteAyook Mak maen2 kapan2',:)
Deletekalo pantai2 di pulau sulawesi kyknya memang ga bisa disangkal, cantik2 ya mbak :).. pntasan banyak turis asing yg seneng ke daerah sana kalo ingin berburu pantai .. kyknya pantai di indonesia itu, makin ke timur, makin menawan :D
ReplyDeleteWonderfull Indonesia bangetlah ya pokoknya, gak usah jauh2 wisata ke luar dulu. Habisin yang di dalem aja gak habis2 yak :)
DeleteTulisan menarik, terimakasih atas partisipasinya dalam lomba blog Airpaz,
ReplyDeleteSemoga menang dapat tiket pesawat gratis dari Airpaz yah :)
Airpaz - Cindyclaudia2018@gmail.com
Semogaaa :)
Deletesenang nyah...
ReplyDelete:)
Deletepantainya bersih ya kka
ReplyDeleteiya Kaak, :)
Delete